Page 183 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 183

Lengang sejenak. Saling pandang.
                  Kesibukan  bandara  kembali  gaduh  dengan  lenyapnya  suara

               sirene di kejauhan.


                                          ***


               ”Selamat malam, Thomas,” suara berat itu menyapa.
                  Aku  menoleh,  ternyata  ada  orang  lain  yang  duduk  di  pojok
               mobil  taktis  polisi.  Dua  orang.  Remang  cahaya  lampu  jalanan
               yang menelisik kisi-kisi kaca membuatnya tidak terlihat jelas.

                  Tetapi aku sungguh mengenal mereka.
                  Jika saja aku tidak terlatih, tidak ingat situasinya, aku sudah
               loncat, memukul, menendang, apa saja yang bisa kulakukan pada
               dua  orang  di  hadapanku.  Tidak.  Dalam  mimpiku,  beribu  kali
               aku  membayangkan  situasi  ini.  Beribu  kali  aku  menulis  jalan
               ceritanya. Aku selalu membayangkannya dengan penuh kebenci-
               an. Tidak, aku akan menunggu saatnya tiba.
                  Aku menghela napas pelan, berusaha terkendali.
                  ”Kau cukup hebat, Thomas.” Orang itu tertawa pelan.
                  ”Cukup hebat kaubilang? Bajingan kecil ini sangat hebat, Ka-

               wan.  Siapa  nama  pemimpin  pasukan  paling  tangguh  milikmu
               itu? Rudi? Mudah saja bajingan ini menghajarnya. Jangan lupa,
               kemarin  malam  dia  kabur  dari  penjagaan  puluhan  petugasmu,
               permisi menumpang lewat.” Rekan di sebelahnya ikut tertawa.
                  ”Jangan sebut nama pecundang itu di depanku. Mulai besok,
               pecundang  itu  bertugas  di  perempatan  lampu  merah,  menjadi
               polisi pengatur lalu lintas.” Temannya melambaikan tangan.

                  Mereka berdua tertawa lagi.

                                          181




       Isi-Negeri Bedebah.indd   181                                 7/5/2012   9:51:10 AM
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188