Page 184 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 184

Aku  menggerung  dalam  hati,  berusaha  mati-matian  tetap
               terkendali.
                 ”Siapa kau sebenarnya, Thomas?” Mereka bertanya amat ra-

               mah,  dengan  intonasi  seperti  sedang  menyapa  teman  karib
               lama.
                 Aku tetap bungkam.
                 ”Namamu tidak ditemukan dalam daftar orang-orang keper-
               cayaan  Liem,  karyawan,  staf.  Juga  dalam  daftar  keluarganya.
               Tidak  ada.  Bahkan  namamu  tidak  ada  di  penerima  beasiswa,
               penerima bantuan, pihak terkait, apa saja. Siapa kau sebenarnya,
               Thomas?”
                 Aku masih bungkam.
                 ”Jangan-jangan kau bekas agen rahasia luar negeri yang baru
               saja direkrut Liem untuk membantunya? Hebat sekali kau me-
               ngelabui kami.”
                 Rekannya tertawa. ”Hentikan bualanmu, Kawan. Itu berlebih-
               an. Nah, Thomas, siapa kau sebenarnya?”
                 Aku terus diam, menelan ludah. Setidaknya aku diuntungkan
               satu hal: mereka tidak tahu hubunganku dengan Om Liem. Se-
               baliknya, aku tahu sekali siapa dua orang di hadapanku sekarang.
               Suara sirene terus meraung. Konvoi mobil polisi terus menyibak

               jalanan tol yang cukup padat.
                 ”Siapa kau, Thomas? Ayolah, jawab saja pertanyaan sederhana
               ini.”  Suara  mereka  berubah  serius  setelah  dua  menit  hanya
               lengang dan aku tidak kunjung menjawab.
                 Aku masih berpikir cepat, memikirkan berbagai kemungkin-
               an.
                 Cess! Terdengar suara pelan dan percik api terlihat di tengah
               remang.

                                         182




       Isi-Negeri Bedebah.indd   182                                 7/5/2012   9:51:10 AM
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189