Page 248 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 248

siap  mengumpat  dalam  hati,  jangan-jangan  dia  masih  tidur
               lelap.
                 ”Halo, siapa?” Terdengar suara orang menguap.

                 Aku menyengir. ”Siapa? Sayangnya mungkin aku orang yang
               paling kauhindari sejak kemarin, Kawan.”
                 Benar, belum habis kalimatku, Erik sudah mendengus.
                 Aku tertawa pelan, setidaknya Erik jadi seratus persen bangun
               mendengar suaraku.
                 ”Kau  mau  apa  lagi?  Ini  hari  Minggu,  tidak  bosannya  kau
               mengganggu waktu istirahatku. Aku sudah melakukan yang kau-
               minta. Pejabat bank  sentral itu mengalah.  Dia mentah-mentah
               mengerjakan apa yang kausuruh, mempermanis laporan. Entah
               dari mana dia memperoleh angka talangan dua triliun. Dia juga
               menghapus  seluruh  laporan  rekayasa  dan  kejahatan  keuangan
               Bank  Semesta  di  seluruh  laporan  sebelumnya.  Asal  kau  tahu,
               mungkin setitik pun tidak lagi tersisa kode etik, integritas, ke-
               jujuran, dan sebagainya di hatinya gara-gara permintaanmu.”
                 Tawaku  bungkam,  wajahku  sedikit  mengeras. ”Jangan  bicara
               soal  kode  etik,  integritas,  dan  kejujuran  kepadaku,  Erik.  Ini
               masih terlalu pagi untuk ceramah. Kita sama-sama tahu, untuk
               orang-orang  seperti  kita,  kehormatan  adalah  omong  kosong.

               Boleh saja kau presentasi tentang good governance, patuhi regu-
               lasi,  sesuai  standar  prosedur,  membual  pada  setiap  klien,  tapi
               sejatinya kita hidup dari bisnis hipokrasi.”
                 Erik terdiam oleh kalimat tajamku.
                 ”Lupakan.  Aku  meneleponmu  hanya  untuk  bertanya,  kau
               punya  nomor  telepon ‘putra  mahkota’?”  aku  menyela,  lengang
               sejenak.
                 ”Putra mahkota?”

                                         246




       Isi-Negeri Bedebah.indd   246                                 7/5/2012   9:51:12 AM
   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253