Page 244 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 244
Lima menit lalu aku memastikan Opa dan Om Liem baik-
baik saja. Seluruh kapal juga baik. Mesin, sistem sanitasi, air,
gudang, logistik, dan sebagainya baik. Lima menit aku berpikir
cepat. Tidak, lari ke Manila hanya membuat situasi semakin
buruk.
Aku akan mengambil mata dadu terbaik dalam pertarungan
ini. Kembali ke Jakarta.
Profesor sekolah bisnis menepuk bahuku setelah kelas usai.
Ruangan besar lengang. ”Kau muridku yang paling brilian,
Thomas. Tidak sekadar soal logika, tapi gestur wajah, senyuman,
bahkan tatapan mata yang berkelas. Itu tiket pulang-pergi ke
Texas, Thomas. Kalau kau mau, kau bisa bergabung bersamaku
menaklukkan kasino-kasino besar di sana. Kita bertaruh dengan
kemenangan di tangan. Kau bisa membawa pulang ratusan ribu
dolar dari kunjungan singkat dua hari di sana. Mau?”
Aku tertawa. ”Aku harus mengerjakan paper dari Anda, Prof.”
242
Isi-Negeri Bedebah.indd 242 7/5/2012 9:51:12 AM