Page 241 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 241

tanah  kelahirannya,  Opa  tumbuh  menjadi  pelaku  bisnis  yang
               hebat, petaruh sejati.

                  Aku baru tahu penjelasan itu di sekolah bisnis.
                  Salah seorang guru besar, yang juga penjudi ulung di Texas—
               pekerjaan sampingan selain akademisi—memberikan kasus yang
               sama.  Ada  tiga  kotak  di  depan  kelas,  di  manakah  yang  berisi
               selembar tiket pesawat?
                  Profesor itu menunjukku, memintaku bermain.
                  Aku  menyeringai.  Di  bawah  tatapan  puluhan  pasang  mata
               peserta  mata  kuliah  matematika  bisnis  tingkat  lanjut  yang

               antusias,  aku  sembarang  menunjuk  kotak.  Hanya  permainan
               memperebutkan  tiket,  bukan  hidup-mati  seperti  peserta  kuis
               sepuluh tahun lalu yang aku tonton bersama Opa.
                  Profesor  mengangkat  kotak  lain  yang  tidak  kupilih,  kosong.
               Dia tertawa. ”Nah, Thomas, sekarang tinggal dua kotak tersisa.
               Kau  akan  tetap  memilih  kotak  sebelumnya,  atau  kau  akan
               pindah?”
                  Ruangan kelas menjadi sedikit tegang.
                  Saat itulah, ilham pengetahuan itu masuk ke kepalaku. Opa
               benar sekali. Aku dengan santai bilang, ”Pindah.”

                  Ruangan besar kelas kami dipenuhi seruan.
                  Profesor mengedipkan mata, menyuruh mereka diam.
                  ”Kenapa kau memilih pindah, Thomas?”
                  Aku tertawa pelan, mengusap wajah. Entah bagaimana cara-
               nya, aku paham seketika teori berjudi Opa. Bukan karena naluri,
               melainkan karena setelah sepuluh tahun berlalu, belajar banyak
               hal,  berada  dalam  kelas  yang  mengagumkan  ini,  penjelasan  itu
               datang sendiri di kepalaku, sungguh bukan insting.


                                          239




       Isi-Negeri Bedebah.indd   239                                 7/5/2012   9:51:11 AM
   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246