Page 243 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 243
mobil itu berada, dia bisa menipu peserta dengan membujuk-
bujuk, memanipulasi kalimat-kalimatnya, hingga peserta ter-
kecoh.
”Buka saja, Prof.” Aku tertawa.
***
Tidak ada pertaruhan hidup-mati di meja judi. Semua soal
persentase dan logika. Maka jika di meja judi saja tidak ada,
apalagi di dunia nyata.
Tidak ada skenario Russian Roullette dalam kehidupan nyata.
Kita selalu saja punya kesempatan untuk memanipulasi situasi,
bertaruh dengan sedikit keunggulan.
Orang Cina bijak zaman dulu bilang, tempat yang paling
aman justru tempat paling berbahaya, dan sebaliknya tempat
yang paling berbahaya justru tempat yang kalian pikir paling
aman. Itu benar sekali. Ahli strategi perang masyhur Cina itu,
ketika menemukan pertama kali kalimat bijak ini, boleh jadi
tidak dibekali dengan ilmu matematika tingkat lanjut, tapi dia
jelas memiliki pengalaman panjang, naluri serta insting seperti
yang dikatakan Opa.
”Putar haluan, Kadek!” aku berteriak, berlari-lari kecil menaiki
anak tangga.
”Ya, Pak Thom?” Kadek menatapku bingung. Kami sudah
belasan kilometer meninggalkan dermaga yacht Sunda Kelapa,
kabur dari polisi yang membabi buta menembaki kapal.
”Kita kembali ke Jakarta,” aku menjawab dingin.
Kadek menelan ludah.
”Lakukan saja, Kadek.” Aku mengangguk yakin.
241
Isi-Negeri Bedebah.indd 241 7/5/2012 9:51:12 AM