Page 249 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 249

”Siapa  lagi?  Salah  satu  anggota  klub  bertarung  kita,  Erik,
               junior petinggi partai besar, anak orang paling penting di negeri
               ini. Kau punya nomor teleponnya?”

                  ”Buat apa?” Erik bertanya ragu-ragu.
                  ”Aku  mau  mendaftar  jadi  kader  partainya.  Siapa  tahu  bisa
               bantu-bantu bazar sembako atau berjaga di pos periksa kesehat-
               an gratis.”
                  ”Eh?”
                  ”Berhentilah  bertanya,  Erik.”  Aku  menyumpahi  Erik  dalam
               hati. ”Aku harus menguasai seluruh bidak jika ingin memenang-
               kan permainan ini, menyelamatkan Bank Semesta.”
                  Erik diam sebentar, helaan napasnya bahkan terdengar hingga
               langit-langit taksi.
                  ”Nomor teleponnya langsung, Erik. Bukan nomor kontak se-
               kretaris, ajudan, staf ahli, apalagi orang-orang penjilat di sekitar-
               nya. Aku harus berbicara langsung dengannya.” Aku mengingat-
               kannya sebelum dia menjawab.
                  ”Baik,  Thom.  Akan  kukirimkan  business  card-nya  beberapa
               detik lagi.”
                  ”Nah, itu baru teman yang baik.”
                  ”Kau  berutang  banyak  sekali  padaku  untuk  ini  semua,

               Thom.”
                  Aku  tertawa.  ”Tenang  saja.  Aku  akan  membayarnya  lunas.
               Kau bahkan bisa sekaligus menagih bunga-bunganya setelah hari
               Senin,  Kawan.  Dengan  asumsi,  aku  masih  hidup  dan  bebas
               berkeliaran di kota ini.”
                  Aku  menutup  pembicaraan,  membiarkan  dahi  Erik  terlipat
               mendengar kalimat terakhirku.
                  Taksi  terus  menyalip  apa  saja  di  depannya.  Sepuluh  menit

                                          247




       Isi-Negeri Bedebah.indd   247                                 7/5/2012   9:51:12 AM
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254