Page 252 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 252

dan sinis seorang gadis. Kau seharusnya kenal sekali siapa dia.
               Aku baru kenal dia tiga hari terakhir.”
                 Julia mendengus.

                 ”Nah, semoga kau tidak memakai rok dan blus hari ini, Julia.
               Jadi, kau bisa lebih gesit berlari. Sampai bertemu pukul sebelas.”
               Aku segera menutup percakapan.
                 Taksi  sudah  keluar  dari  tol,  langsung  menuju  kantor  pusat
               Bank Semesta.
                 Aku  harus  mengurus  nasabah  besar,  pemilik  tabungan  dan
               deposito  individu  dengan  nilai  puluhan  miliar.  Nasabah  yang
               paling terancam jika Bank Semesta ditutup. Tidak sepeser pun
               uang  mereka  akan  kembali.  Sekali  mereka  bersepakat,  urusan
               dengan putra mahkota dan yang lainnya akan lebih mudah.


































                                         250




       Isi-Negeri Bedebah.indd   250                                 7/5/2012   9:51:12 AM
   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257