Page 257 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 257

nya ditutup enam tahun lalu. Titik. Kabar baiknya, urusan ini
               sudah telanjur rumit dan memiliki implikasi luas, tidak pernah
               lagi  sesederhana  enam  tahun  silam.  Lagi  pula,  sebagai  orang

               yang  dibayar  pihak  bank,  aku  jelas  orang  pertama  yang  me-
               nentang  penutupan  Bank  Semesta.  Aku  akan  melakukan  apa
               saja untuk mencegah Bank Semesta pailit.
                  ”Kenapa kita bertemu di sini? Dalam situasi tidak jelas, panik,
               serta marah? Karena aku butuh bantuan kalian. Apa yang aku
               butuhkan? Sederhana saja. Kalian jawab pertanyaan ini, dalam
               situasi darurat, dengan kemungkinan seratus persen uang kalian
               hilang, apakah kalian akan memilih kehilangan seluruh uang itu
               atau  bersedia  mengorbankan  sepertiga  darinya  sebagai  biaya
               penyelamatan?”
                  Aku diam sejenak, membiarkan puluhan nasabah kelas kakap
               mencerna kalimatku.
                  ”Kalian  kehilangan  semua  atau  sepertiga,  pilih  yang  mana?”
               Aku mengulang pertanyaan itu setelah mereka saling menoleh,
               bergumam pelan, mulai mengerti situasinya.
                  ”Tetapi buat apa uang yang sepertiga itu, Pak Thom?”
                  Aku tertawa prihatin. ”Untuk menyumpal semua pihak, apa
               lagi?”

                  Mereka terdiam.
                  ”Jika  itu  terjadi,  jika  Bank  Semesta  akhirnya  diselamatkan
               komite stabilitas sistem keuangan nasional, itu jelas akan men-
               jadi skandal perbankan terbesar di negeri ini. Semua pihak, ter-
               utama  media  massa,  LSM,  lembaga,  individu  yang  masih  me-
               miliki integritas akan menuntut dilakukan penyelidikan, diusut
               tuntas. Nah, sebelum itu terjadi, kita harus menyumpal sebanyak
               mungkin  pihak  terkait.  Pejabat  pemerintah,  partai  politik,  pe-

                                          255




       Isi-Negeri Bedebah.indd   255                                 7/5/2012   9:51:12 AM
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262