Page 259 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 259

sebentar ke kantor mengambil salinan dokumen Bank Semesta
               dari Maggie.
                  Saat  itulah,  saat  aku  melintasi  pintu,  berjalan  cepat  menuju

               lobi  luas  gedung,  seseorang  telah  menungguku.  Rambutnya
               menguban, tubuhnya gempal pendek, wajah khas seperti Opa.
                  Dia tersenyum hangat. ”Tommi, apa kabar?”
                  Aku  mendongak,  menelan  ludah.  Hanya  sedikit  orang  yang
               tahu nama panggilan masa kecilku, apalagi sejak rumah dibakar
               puluhan tahun lalu. Nama kecil itu hanya diketahui Opa, Om
               Liem, dan Tante. Siapa orang tua ini?








































                                          257




       Isi-Negeri Bedebah.indd   257                                 7/5/2012   9:51:12 AM
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264