Page 275 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 275
”Dia bilang kau Nenek Lampir,” aku sengaja menjawab lu-
rus.
”Apa?” Dahi Julia terlipat.
”Iya, dia bilang kau Nenek Lampir.” Aku melambaikan ta-
ngan.
”Dasar sialan!” Julia bahkan terhenti sejenak.
”Beliau sudah datang lima belas menit lalu, Julia. Kita tidak
punya waktu bahkan untuk satu menit membahas tentang
Nenek Lampir. Kau tidak tahu apa yang telah dilakukan pe-
mimpin redaksi review untuk mendapatkan jadwal audiensi se-
penting ini, bukan?” Aku terus melangkah.
Wajah Julia terlihat merah padam, berbisik ketus, ”Kau me-
mang lelaki pembalas, Thomas. Dan stafmu tadi juga mewarisi
sikap buruk itu.”
Aku hanya menyengir, mendorong pintu. Inilah pertemuan
penting kedua setelah kemarin sore aku sengaja satu pesawat
dengan gubernur bank sentral dan ketua lembaga penjamin
simpanan. Bidak kedua dalam permainan penting ini.
273
Isi-Negeri Bedebah.indd 273 7/5/2012 9:51:12 AM