Page 285 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 285
”Saya minta maaf kalau dokumen itu menambah tekanan
baru bagi Ibu dalam mengambil keputusan,” aku berkata sesopan
mungkin, berlagak ikut simpati.
”Terima kasih, Thomas. Tanpa dokumen ini pun, cepat atau
lambat situasinya semakin rumit.” Ibu Menteri perlahan meletak-
kan selembar kertas itu di atas meja. ”Sayangnya waktu wawan-
cara kita telah habis, ada banyak pekerjaan yang harus saya
tuntaskan.”
Aku dan Julia mengangguk.
Ibu Menteri berdiri. ”Saya antar kalian ke pintu keluar.”
Kami melangkah menuju pintu depan.
”Salam buat Shambazy.” Ibu Menteri berjabat tangan dengan
Julia.
”Dan kau, Thomas, kau tidak cocok menjadi wartawan. Kau
bukan tipikal komentator dan penonton seperti Shambaz. Kau
adalah pemain, pemain kasti yang hebat, tukang timpuk anak-
anak perempuan yang lebih kecil.” Ibu Menteri menyalamiku,
tertawa.
Aku ikut tertawa sopan.
Pertemuan itu telah selesai.
***
”Dari mana kau dapat ide tentang bola kasti itu?” Julia bertanya
saat lift meluncur turun.
”Maggie. Dia menuliskan hasil googling-nya dalam kertas lain
di dokumen yang dia antar tadi. Berguna, bukan? Detail super-
kecil seperti itu.”
283
Isi-Negeri Bedebah.indd 283 7/5/2012 9:51:12 AM