Page 298 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 298
mancing di waduk—aku sudah menebak-nebak Opa akan meng-
ajariku apa lagi pagi ini.
”Indah, bukan?” Opa menunjuk serumpun bunga di semak
belukar.
Aku tidak menggeleng, juga tidak mengangguk. Insting remaja-
ku menebak, bunga ini pasti ada hubungannya dengan kematian
Socrates.
”Itulah poison hemlock, Tommi. Inilah salah satu tumbuhan
paling berbahaya di dunia. Socrates yang agung mati setelah me-
nelan racun hemlock. Tubuhnya kejang-kejang, lantas maut segera
datang. Mengerikan, bukan?”
Bulu kudukku berdiri. Aku menghela napas.
Opa sudah melangkah ringan, berpindah ke bagian lain
kebun, seperti sedang mengajakku berjalan-jalan di lorong mal.
”Nah, itu pohon strychnine. Tidak lazim kaudengar. Tetapi
Cleopatra memaksa pelayannya memakan biji buah pohon ini,
untuk mengetahui apakah biji pohon ini cara terbaik untuk
bunuh diri. Racun pohon ini terkenal sekali, Tommi, disebut
brucine. Beberapa cerita legendaris menyebut-nyebut racun
brucine. Kembali lagi ke Cleopatra tadi, kabar baiknya, setelah
melihat pelayannya meninggal dengan cara yang amat menyakit-
kan, Cleopatra berubah pikiran. Kabar buruknya, dunia ini me-
mang aneh sekali dalam kasus tertentu, Cleopatra memilih racun
ular untuk bunuh diri. Dia mati dengan memasukkan tangannya
ke dalam keranjang ular berbisa.”
Astaga, aku paham sudah apa pelajaranku pagi ini. Opa meng-
ajakku mengenal begitu banyak racun. Inilah sesi paling senyap.
Aku lebih banyak diam, menatap wajah tua Opa yang terlihat
riang. Aku tidak memikirkan dari mana Opa tahu banyak hal,
296
Isi-Negeri Bedebah.indd 296 7/5/2012 9:51:13 AM