Page 379 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 379
Aku menutup telepon setelah beberapa kalimat basa-basi.
Aku menghela napas, setidaknya satu kecemasanku berkurang.
Aku kembali menatap ruangan konvensi. Petinggi partai itu se-
pertinya sudah tiba di penghujung pidatonya. Rudi masih asyik
menonton.
Saat itulah, saat aku masih menunggu telepon dari Erik ten-
tang jadwal ulang pertemuanku dengan putra mahkota, sese-
orang mendekat. Dia tersenyum lebar, menjulurkan tangan.
377
Isi-Negeri Bedebah.indd 377 7/5/2012 9:51:14 AM