Page 380 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 380
ESEORANG itu tersenyum lebar. ”Kau Thomas?”
Aku mengangguk, ragu-ragu menerima juluran tangannya.
Aku tidak mengenalinya. Dia mengenakan jas lembayung yang
baik, sepatu mengilat, wajah bersih, dan postur yang baik.
”Oke, Erik, aku sudah bertemu dengan Thomas. Iya, kau betul,
di depan pintu ruangan auditorium.” Orang itu, sambil berjabat
tangan ramah, masih memegang telepon genggam dan berbicara
dengan orang di telepon, terlihat sedikit repot. ”Tenang saja, akan
aku atur pertemuannya. Nanti kita kontak-kontaklah lagi. Oh iya,
terima kasih banyak untuk garansi bank tender proyek terakhir,
mereka tidak banyak tanya lagi dengan jaminan dari bank tempat-
mu bekerja. Nanti aku transfer segera persenannya. Apa? Oh, itu
mudah, tenang saja, semua beres. Oke? Oke, Bos, selamat ber-
squash lagi. Sore.”
”Kau datang sendirian?” Dia mengangkat kepalanya lebih baik,
menatapku sambil memasukkan telepon genggam ke saku jasnya.
378
Isi-Negeri Bedebah.indd 378 7/5/2012 9:51:14 AM