Page 383 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 383

bisa  diatur.  Kau  hanya  perlu  kemauan  besar,  sisanya  bisa  di-
               pelajari.” Dia menyilangkan kaki. ”Kau pengusaha?”
                  Aku menggeleng lagi. ”Aku konsultan keuangan.”

                  ”Oh iya, tadi Erik juga sudah bilang. Nah, kira-kira, apa yang
               bisa  ditawarkan  seorang  konsultan  keuangan  ternama  untuk
               partai kami?” Dia langsung ke topik pembicaraan.
                  Aku  menghela  napas  perlahan,  melirik  pergelangan  tangan,
               pukul  16.30,  kurang  enam  belas  jam  lagi  besok  hari  Senin,
               pukul  08.00  saat  perkantoran  dan  bank-bank  kembali  dibuka.
               Kurang  dari  beberapa  jam  lagi  saat  anggota  komite  stabilitas
               sistem  keuangan  berkumpul,  membahas  nasib  Bank  Semesta.
               Aku  sepertinya  harus  merelakan  tiga  puluh  menit  atau  lebih
               bersama  orang  yang  sama  sekali  tidak  kukenal  ini,  membahas
               kemungkinan  intervensi  penyelamatan  Bank  Semesta.  Ibu
               Menteri itu tidak akan pernah mau melanggar prinsip-prinsip-
               nya, hanya ini satu-satunya yang tersisa.
                  Aku menatap wajah orang di depanku lamat-lamat.
                  ”Ayo,  Thom.  Katakan  saja,  apa  yang  bisa  kauberikan  untuk
               partai  kami.  Nah,  nanti  kita  lihat  apa  yang  bisa  kami  berikan
               sebagai imbalannya.” Dia balas menatapku tersenyum.
                  Baiklah.  Sepertinya  aku  memang  harus  bicara  dulu  dengan

               level lebih rendah, sebelum bicara kepada pengambil keputusan.
               Mereka sepertinya punya prosedur, sama dengan ribuan prosedur
               di  perusahaan  atau  lembaga  keuangan.  Maka  meluncurlah
               negosiasi itu.
                  Bisa dikatakan, setiap hari aku bertemu banyak orang. Rapat,
               presentasi,  seminar,  memberikan  pernyataan,  wawancara,  apa
               saja. Tidak  hanya  di  Jakarta,  tapi  juga  pertemuan  di  kota-kota
               besar dunia, membahas begitu banyak ragam topik pembicaraan.

                                          381




       Isi-Negeri Bedebah.indd   381                                 7/5/2012   9:51:14 AM
   378   379   380   381   382   383   384   385   386   387   388