Page 407 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 407

an masih menyala satu-dua. Dari sisi dermaga, aku bisa melihat
               jelas  kubah  Esplanade  diterpa  cahaya  matahari  pagi.  Tetapi
               perhatianku  sedang  tertuju  ke  arah  teluk,  sebuah  kapal  yang

               amat kukenal mendekat.
                  Pasifik  belum  merapat  sempurna,  aku  sudah  tidak  sabaran
               loncat ke atasnya.
                  Aku bergegas menuju ruang kabin dalam, berteriak memanggil
               Kadek  dan  yang  lain. Aku  harus  memastikan  semua  baik-baik
               saja.  Kami  harus  segera  menyusun  banyak  rencana.  Langkah
               kakiku seketika terhenti, dengus napasku juga tertahan.
                  Seketika  aku  mematung.  Justru  mereka-lah  yang  sedang  me-
               nungguku.
                  ”Halo,  Thomas.  Selamat  pagi.  Kau  sepertinya  tergesa-gesa
               sekali.” Orang itu tertawa.
                  Suara tawa itu terdengar khas. Muncul kembali dari malam-
               malam dengan mimpi buruk saat aku tinggal di asrama.




























                                          405




       Isi-Negeri Bedebah.indd   405                                 7/5/2012   9:51:15 AM
   402   403   404   405   406   407   408   409   410   411   412