Page 44 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 44
yang kuterima, tapi ini off the record, pejabat bintang tiga
kepolisian, petinggi kejaksaan, serta salah satu deputi bank
sentral terlibat langsung atas penyidikan Bank Semesta. Se-
mangat sekali mereka bekerja, seperti tidak ada kasus korup
kroni-kroni mereka yang bisa diurus. Terlalu banyak misteri
dalam kasus ini sejak peringatan pertama dari otoritas. Astaga,
Thom, hanya kalah kliring lima miliar, rusuhnya sudah seperti
kalah kliring lima triliun. Buat apa coba?”
”Itu sudah tugas mereka. Pengawasan,” aku menjawab pelan.
”Omong kosong, Thom. Puluhan tahun aku menjadi orang
kepercayaan Om Liem, puluhan tahun mengendalikan bisnisnya,
dalam beberapa hal, aku juga sepakat denganmu, membenci cara
dia berbisnis, tetapi kasus Bank Semesta ini terlalu banyak
kepentingan, terlalu banyak misteri. Seolah ada hantu masa lalu
yang memang sengaja mengambil alih seluruh keberuntungan
Om Liem, membuat skenario, bersiap menusuk dari belakang.
Dan itu benar, sekali Bank Semesta tidak terselamatkan, seluruh
kekayaan keluarga Om Liem habis. Bukankah kau termasuk
salah satu ahli warisnya, Thom?”
”Aku tidak peduli urusan itu.”
”Tentu saja kau harus peduli. Kau tidak sekadar mewarisi
harta benda, Thom. Kau juga otomatis mewarisi utang-utang.”
Ram tertawa prihatin, bergurau.
Aku tidak menjawab. Mobil yang kami tumpangi sudah ber-
belok tajam, menuju salah satu area paling elite di Jakarta.
42
Isi-Negeri Bedebah.indd 42 7/5/2012 9:51:07 AM