Page 56 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 56

segera  melesat,  pergi  secepat  mungkin  dari  rumah  Om  Liem.
               Dua menit, aku kembali membanting kemudi. Ambulans meliuk
               menuju pintu tol. Waktuku sempit. Paling lama lima belas menit

               petugas polisi tahu apa yang sesungguhnya telah terjadi. Sekali
               mereka tahu, proses pengejaran dimulai.
                 Aku  teringat  sesuatu,  mengambil  telepon  genggam  dari
               saku.
                 ”Angkatlah,  ayo  angkat,”  aku  mendesis,  tidak  sabaran  untuk
               dua  hal:  nada  panggil  dan  dua  truk  yang  berjalan  di  depanku.
               Lupakan  safety  driving.  Satu  tanganku  memegang  setir,  satu
               tangan lain memegang telepon genggam.
                 ”Maggie,  maaf  membangunkanmu  malam-malam,”  aku  lang-
               sung  berseru,  sambil  menekan  klakson  panjang.  Dua  truk  di
               depanku  santai  sekali  di  jalur  cepat.  Apa  mereka  tidak  men-
               dengar sireneku?
                 ”Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan, Maggie. Situasi
               darurat. Aku tahu, tentu saja aku tahu sekarang pukul dua dini
               hari,  dan  aku  tidak  sedang  mabuk.  Kau  segera  berkemas,  aku
               butuh  kau  berada  di  kantor  saat  ini,  ada  banyak  yang  harus
               dikerjakan.  Kau  dengar  aku,  Maggie?  Segera,  bergegas,  atau
               promosimu minggu lalu kubatalkan.”

                 Satu  tanganku  memutus  pembicaraan,  satu  tanganku  segera
               membanting setir. Sialan, ternyata ada mobil lain yang bergerak
               santai di depan dua truk yang baru saja kusalip. Ambulans yang
               kukemudikan  menyerempet  pembatas  jalan,  membuat  baret
               panjang di sisi ambulans.
                 Aku mendengus, ambulans kembali stabil, mengebut.
                 Telepon  genggamku  berbunyi,  dari  Ram.  Aku  mengangkat-
               nya.

                                          54




       Isi-Negeri Bedebah.indd   54                                  7/5/2012   9:51:07 AM
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61