Page 111 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 111

“Nah, gitu dong. Tersenyum.” Vin sudah berdiri, “Aku panggilkan taksi ya, nanti setelah

               Jo  naik,  aku  harus  bergegas  ke  kantor.  Bisa  marah  sepanjang  minggu  bosku  kalau
               laporan bulanan itu tidak beres malam ini.”



               Jo mengangguk.


               Meskipun  mereka  sudah  berteman  hampir  tiga  belas  tahun,  usia  hampir  tiga  puluh,

               dengan  masalah  yang  sama—masalah  penampilan  fisik,  perangai  Jo  dan  Vin  tumbuh
               berbeda sekali. Vin tumbuh dengan pemahaman baik. Sejak SMA dulu dia tidak terlalu

               peduli dengan pendapat orang lain, sepanjang dia bahagia, maka mau jelek, mau cantik

               orang lain menilai, dia selalu merasa cantik.


               Berbeda  dengan Jo  yang menolak paham—kalaupun  dia sebenarnya paham, menolak

               untuk  menerimanya.  Jo  terus  berkutat  dengan  tubuh  tambunnya.  Pernah  saking
               inginnya  ingin  bertubuh  kurus,  Jo  memaksa  diri  melakukan  diet  tanpa  terkendali.

               Fantastis  memang,  berat  tubuhnya  turun  separuh,  membuat  pangling,  tapi  itu  hanya

               bertahan  beberapa  minggu,  sebelum  berakhir  di  ranjang  rumah  sakit.  Dan  saat  dia
               kembali sehat, tubuhnya kembali membesar tanpa kendali.


               Itu tidak hanya terjadi sekali. Enam kali. Semua usaha Jo untuk menguruskan badannya

               sia-sia, dan dia akhirnya memilih sisi negatif, merutuki kenapa perutnya begitu agresif

               menyerap  sari  pati  makanan,  dan  tetap  tidak  mempan  walaupun  sudah  dioperasi
               pemendekan usus. Setidaknya, dengan kejadian tersebut, Jo tahu kalau Vin selalu bisa

               diandalkan. Vin yang meski menurut definisi kecantikan se-galaksi  bima sakti sejelek

               seperti dirinya, tapi hatinya cantik tiada tara, teman terbaiknya.


               Mereka berdua sejatinya adalah dua sahabat yang bahagia. Jika mereka sedang berdua,
               pergi  berlibur  ke  pantai,  liburan  ke  gunung,  atau  kota-kota  eksotis,  mereka  berdua

               bahkan  bisa  mentertawakan  diri  sendiri,  riang.  Mengolok-olok  diri  sendiri  sebelum

               orang lain mengolok, tertawa puas. Sayangnya, tidak setiap saat Vin ada untuk Jo, dan
               kejadian tadi siang menjadi hitungan kesekian kalinya.
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116