Page 108 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 108

sudah gelas keempat bagi Jo—bagaimana tidak jadi gendut itu badan, diberikan asupan

               kalori tingkat tinggi hanya dalam hitungan dua jam. Dan melihat gelagat wajah Jo, entah
               masih berapa gelas lagi sebelum perasaan Jo lebih baik.



               “Ayolah, Jo, bukankah ini sudah sering terjadi? Yang menghina belum tentu lebih baik,
               terlepas  dari yang dihina juga  belum tentu baik. Eh, maksudku, kau juga  sudah lebih

               dari  dewasa  untuk  mengerti  kalau  ucapan  mereka  tidak  ada  artinya.  Tidak  akan

               membuat kau lebih jelek, lebih gendut, misalnya.” Vin berusaha bergurau.


               Jo melotot, pipi tembamnya memerah marah.


               “Sorry.” Vin nyengir.



               Sebenarnya muasal masalah Jo simpel.


               Tadi  siang  Jo  melayani  salah-seorang  customer  biro  perjalanan  yang  berencana

               melakukan  perjalanan  honey  moon.  Entah  kenapa,  konsentrasi  Jo  rendah  sekali,  dia
               melakukan kesalahan berkali-kali, mulai dari salah memesan tiket penerbangan, salah

               memesan  kelas  hotel,  bahkan  dia  ‘tega’  salah  membuat  rute  pasangan  itu  tertukar.
               Customer  itu  jengkel,  menunggu  lama,  tetap  saja  tidak  selesai-selesai.  Akhitnya

               melempar itinerary perjalanan, sambil berseru minta dipanggilkan manajer, “Aku tidak

               mau dilayani staf yang satu itu. Sudah lambat, berkali-kali salah, bahkan dia sekalipun
               tidak  meminta  maaf  sudah  membuat  calon  istriku  terbang  ke  Turki,  sementara  aku

               terbang ke Afganistan. Dia pikir itu lelucon yang baik. Lihat, bahkan gajah jumbo itu,

               paus  bunting  itu,  whatever  siapa  namanya,  tidak  tersenyum  sedikit  pun  sejak
               melayaniku tadi.”


               Di  tengah  situasi  tegang,  ada  customer  yang  marah-marah,  mendengar  frase  gajah

               jumbo  dan  paus  bunting  keluar,  staf  tiketing  lain  yang  sejak  tadi  menonton  sontak

               menahan tawa, menyisakan Jo yang tertunduk sakit hati, dan manajer biro perjalanan
               yang berkali-kali minta maaf. Menjanjikan agar segera mengurusnya.
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113