Page 103 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 103

”Letakkan  sendjata  kalian!  Atau  akoe  petjahkan  kepala  baboe  inlander  ini.”  J.P.  Coen

               telah sempoerna memasang toeboeh Itje sebagai tameng sekaligoes tawanan.
               Soeasana tegang semakin memoentjak.

               Tawa  pemimpin  orang  berkedok  terpoetoes.  Sorot  matanja  yang  tadjam  beroebah

               redoep. Astaga, bagaimana ini, djika itoe baboe boekan Itje, dia tidak pedoeli, itoe harga
               seboeah perdjoeangan, tetapi itoe kekasih hatinja, Itje.

               ”Letakkan sendjata kalian, hah!” J.P. Coen menekankan montjong pistol lebih keras ke

               pelipis Itje.
               Pemimpin orang berkedok berhitoeng dengan sitoeasi. Rekan-rekannja menoenggoe.

               Tidak.  Itje  tersengal,  satoe  tangannja  dipelintir  di  belakang  memang  memboeatnja

               soesah  bergerak,  tapi  Itje  bisa  menatap  sorot  mata  Kang  Djalil.  Tidak,  Itje  semakin
               tersengal, dia bisa membatja ketjemasan Kang Djalil-nja. Itje mentjintai Kang Djalil lebih

               dari siapapoen sedjak Iboenya tewas tiga tahoen laloe, Itje akan melakoekan apa sadja

               demi rentjana Kang Djalil, Itje tidak akan mendjadi penghambat rentjana Kang Djalil, dia
               bersedia mati demi Kang Djalil.

               ”Letakkan sendjata kalian!” J.P.Coen tidak sabaran.

               Pemimpin rombongan orang berkedok tetap mematoeng, ternyata tidak semoedah itoe
               memboeat kepoetoesan di tengah sitoeasi genting seperti ini.

               Tapi  tidak  bagi  Itje.  Kepoetoesannja  soedah  boelat,  sebeloem  semoea  orang
               menjadarinja,  itoe  gadis  beroesia  enam  belas  poenja  satoe  tangan  lainnja  jang  bebas

               tjepat sekali soedah menjambar pisaoe makan di atas medja, lantas sepersekian detik

               berikutnja, soedah menoesoekkannja ke peroet J.P. Coen.
               Sajangnja,  Itje  loepa  dia  sedang  disandera  oleh  siapa,  gerakan  tangan  J.P.  Coen  lebih

               tjepat, pistol itu meletup, tidak mengenai kepala Itje memang, tapi menembus dadanja,

               dan itoe lebih dari tjoekoep. Toeboeh gadis moeda itu tersoengkoer, pisaunya terjatoeh,
               darah  membanjiri  tjelemeknja.  Pemimpin  orang  berkedok  kontan  berteriak  parau,

               beroesaha menggapai toeboeh Itje.
               Sitoeasi berbalik arah tjepat sekali.

               J.P.  Coen  soedah  melempaskan  empat  tembakan  beroentoen  ke  arah  pemberontak

               berkedok,  disoesoel  tembakan-tembakan  lainnja,  dan  dari  loear  entah  asalnja  dari
               mana,  masoek  satoe  pasoekan  kompeni  jang  masih  sehat  walafiat.  Orang-orang

               berkedok jang tadi oenggoel, sekarang joesteroe terkepoeng.
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108