Page 100 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 100

Batavia. Mereka djangan-djangan bahkan lebih kaja dibanding VOC.” J.P. Coen tertawa

               ketjil, menjandjoeng.
               Wadjah Nyonya Rose soedah terbelalak senang.

               Tepat  djam  berdentang  toedjoeh  kali,  saat  governor  J.P.  Coen  memasoeki  roeangan

               makan  malam,  djamoean  besar  itoe  serentak  dimoelai.  Kemeriahan  pesta  segera
               mendjalar.  Piring-piring  makanan  mulai  bergerak,  menoe-menoe  istimewa  hasil

               ratjikan itoe koki nomor wahid mulai dihidangkan.

               Tawa para tamoe terhormat memenoehi langit-langit, bersama denting sendok garpoe,
               soeara  mengoenjah,  minoeman  dituangkan,  tepok  tangan,  leloetjon,  soeara  tawa  lagi,

               satu doea tidak tahan sampai memoekoel medja.

               Meriah  sekali  itoe  pesta.  Baboe-baboe  keluar  masoek,  siboek,  katjoeng-katjoeng
               bergegas, di dapoer, di roeang makan. Para serdadoe jang berdjaga-djaga di loear joega

               ikoet  berpesta,  moengkin  mereka  pikir,  sedikit  maboek  tidak  mengapa,  tidak

               ketinggalan  para  tjenteng  bajaran,  ikoet  serta  berpesta,  itoe  malam  penoeh  gembira,
               tidak  perloe  mentjemaskan  apapoen,  termasoek  inlander  pemberontak  jang  tahoen-

               tahoen terakhir semakin sepi.

               Satoe djam hampir berlaloe, tiba  saatnja  menoe penoetoep. Nyonya Rose jang sedjak
               tadi teroes memastikan makan malam berdjalan lancar memberikan kode kepada baboe

               di dekatnja. Baboe itoe memberikan kode ke dapoer. Kode itoe tiba pada Itje, baboe jang
               akan bertoegas menghidangkan itoe menoe.

               Itje menjeka keningnja jang berpeluh.

               Itje mengelap telapak tangannja jang basah ke tjelemek. Ini persis seperti tiga tahoen
               laloe, saat dia keliroe membawa mangkok soep bening. Bedanja, dia sekarang goegoep

               boekan  karena  itoe.  Itje  menghela  nafas,  beroesaha  menegoehkan  hati,  meskipeon

               sedjak tadi dia tidak koenjoeng mampoe. Dia sedjak tadi josteroe berseroe lirih mentjari
               di mana Kang Djalilnya. Apakah Kang Djalil sekarang sedang bersiap? Memakai kedok

               hitam bersama pendekar lainnja? Di manakah Kang Djalil?
               Nyonya Rose melotot, kenapa beloem keluar joega itoe menoe penoetoepnja, hah? Lihat,

               tamoe-tamoe  moelai  kehabisan  makanan  di  atas  medja,  pertjakapan  moelai  terlaloe

               basi. Baboe jang dipelototi bergegas memberi kode berantai ke dapoer.
               Itje  menganggoek, menggigit  bibir,  baiklah. Dia  mengangkat itoe  nampan  berisi  gelas

               minoeman menoe penoetoep.
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105