Page 37 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 37

istimewanya? Pemuda gagah itu, Rama, sedang dalam misi berbahaya, menumpas para

               raksasa  di  hutan  rimba  saat  terbetik  kabar,  Raja  Wideha  mengadakan  sayembara.
               Gadisnya yang rupawan sudah cukup usia, bagai bunga mekar, sudah saatnya menikah

               dengan  salah-satu  pangeran  terbaik  di  seluruh  India.  Maka  demi  kabar  besar  itu,

               berduyun-duyunlah semua kerajaan mengirimkan pangeran mereka.


               “Kau harus ikut serta, Kakanda.” Laksmana,  adik Rama  yang setia menemani  mereka

               berpetualang menumpas raksasa membujuk.


               “Astaga, kau ingin kakakmu ini mendapatkan jodoh melalui sebuah sayembara? Itu jelas

               bukan  awal  kisah  cinta  sejati,  tidak  akan  ada  Resi  yang  pernah  menulisnya.”  Rama
               menggeleng.



               “Setidaknya Kakanda bersedia melihat dulu puteri itu, menurut kabar, wangi kulitnya
               semerbak hingga ratusan meter. Matanya mampu meruntuhkan dinding kesombongan.

               Dan  hatinya,  bahkan  bisa  menaklukkan  senjata  paling  hebat  di  dunia.”  Laksmana

               mengedipkan  mata,  tidak  habis  akal  membujuk,  “Setelah  dilihat,  nanti  baru  Kakanda
               putuskan sendiri apakah akan  menulis  kisah cinta sejati dari sebuah sayembara  atau

               bukan?”


               Rama menatap adiknya, tidak percaya, bagaimana mungkin di tengah mengejar-ngejar

               raksasa pengganggu penduduk, mereka membicarakan soal sayembara bodoh itu.
               “Ayolah, apa salahnya dicoba, bukan?” Laksmana tertawa.



               Baiklah, seperti apa omong kosong kecantikan gadis itu, Rama mendengus, memasang
               busur  dan  anak  panah  di  punggung,  lupakan  sebentar  misi  petualangan  mereka,

               berputar haluan, berangkat menuju ibukota Wideha.


               Cindanita anakku, jika kau hendak bertanya apakah cinta pada pandangan pertama itu,

               maka kau bisa bertanya pada pasangan Rama dan Shinta.


               Ketika seluruh pangeran sudah berkumpul di balai agung ibukota Wideha, Rama yang

               tiba  terlambat  justeru  salah  memasuki  ruangan.  Sebuah  kesalahan  yang  memantik
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42