Page 39 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 39

Itulah pertemuan pertama mereka. Percakapan pendek yang kaku, patah-patah, malu-
               malu tapi mengesankan. Shinta tidak menduga kalau pemuda dengan pakaian ksatria

               biasa  tapi  dengan  tutur  kata  menawan  bagai  seorang  pangeran  memang  seorang

               pangeran  terhormat.  Sungguh  sebuah  kejutan  menarik  saat  dia  tahu  pemuda  itu
               mengikuti sayembara.



               Kau  tahu  Cindanita,  sayembara  itu  mudah  sekaligus  rumit.  Mudah,  karena  semua
               peserta tidak diminta berlomba memanah, mengejar atau membunuh rakasasa, mereka

               juga  tidak  diminta  saling  mengalahkan,  tidak  ada  pertandingan  fisik.  Mereka  hanya

               diminta  menarik  busur,  pusaka  kerajaan  Wideha.  Nah  itulah  rumitnya.  Busur  itu
               sungguh  bukan  busur  biasa,  itu  busur  milik  Dewa  Siwa  yang  dihadiahkan  ke  bumi,

               jangankan  menarik  talinya,  bahkan  mengangkat  busur  itu  saja  tidak  banyak  yang

               mampu.


               Kau benar, Nak, aku tertawa, mengelus rambut hitam Cindanitaku yang tidak sabaran

               menunggu kelanjutan cerita, tentu saja Rama yang memenangkan sayembara itu.


               Tapi  jangan  lupakan  pertanyaan  pentingnya,  jika  seluruh  pangeran  tidak  mampu
               menarik tali busur itu, kenapa Rama yang mampu? Ayah tidak tahu kekuatan apa yang

               sesungguhnya membuat pemuda itu mampu menarik tali busur itu, Rama adalah ksatria

               hebat, dia dikenal mampu menaklukkan banyak raksasa di jaman itu, tapi itu tetaplah
               busur hadiah Dewa Siwa, senjata paling menggetarkan di seluruh daratan India. Satu

               anak panahnya terhujam ke bumi, maka konon dunia akan merekah bagai sebutir jeruk

               yang  terbelah.  Entah  kekuatan  apa,  boleh  jadi  karena  kekuatan  cinta.  Lihatlah,  di
               sebelah kursi singgasana, Shinta tersipu malu, ikut bersorak senang saat melihat Rama

               berhasil  menarik  tali  busur.  Mereka  berjodoh,  sayembara  telah  berakhir,  pernikahan
               antara Rama dan Shinta segera dilangsungkan.



               Lepas  pernikahan,  pasangan  muda  itu  kembali  ke  Ayodya,  ibukota  kerajaan  Kosala,
               bukan  main,  senang  alang  kepalang  Raja  Kosala  melihat  anaknya  telah  memperistri

               seorang  bidadari.  Raja  Kosala  yang  uzur,  bahkan  hendak  mengangkat  Rama  menjadi
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44