Page 62 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 62

perkasa?  Apakah  tidak  salah  dengar  mereka?  Dua  anak  kembar  mengerikan  ini  anak

               Rama yang hebat?


               “Mereka sungguh anak-anakku, Shinta?” Rama bertanya, memastikan, menatap Shinta

               yang masih berlinang air mata memeluk Lawa dan Kusa.


               Shinta mengangguk lemah.


               Tidak  mungkin.  Rakyat  Ayodya  berbisik-bisik.  Bagaimana  mungkin  raja  mereka

               memiliki anak kalau istrinya yang ternoda itu dibuang belasan tahun ke dalam hutan

               rimba. Bagaimana dia hamil? Tidak masuk akal. Itu pastilah dusta. Siapa yang tahu istri
               raja tetap setia selama di pembuangan?



               Duhai,  urusan  ini,  kalimat  Laksmana,  adik  Rama,  belasan  tahun  lalu  itu  selalu  benar.
               Shinta  akan  berhasil  memadamkan  api  suci,  tapi  Rama  tidak  akan  pernah  berhasil

               memadamkan resah di hatinya. Kalimat Hanoman dulu juga benar, Shinta akan berhasil

               melalui  masa-masa  pembuangannya,  tapi  Rama  tidak  akan  pernah  berhasil  melalui
               resah hatinya.


               Hanya sejenak saja buncah kebahagiaan di hati Rama melihat istrinya kembali. Sejenak

               kemudian, prasangka, kecurigaan itu mengambil alih sisanya. Rama menggeleng, tidak

               mungkin,  tidak  mungkin,  mereka  bukan  anakku.  Rakyat  Ayodya  bersorak,  itu  benar,
               tidak mungkin Raja yang gagah perkasa memiliki dua anak perusak.



               Shinta  tertunduk,  nafasnya  tersengal,  dia  menangis  tersedu.  Oh  Ibu,  lihatlah,  setelah
               begitu banyak pengorbanan yang dia lakukan, setelah begitu besar harapan yang dia

               bangun, siang ini, disaksikan ribuan orang, suaminya menolak percaya atas anggukan
               pelannya tadi.



               Apalah artinya cinta jika tanpa sebuah kepercayaan?
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67