Page 67 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 67

minggu berlalu, meski dibantu dokter dan perawat, sakitmu terus memburuk, tubuhmu

               membiru.


               Dua minggu berlalu, saat Ibumu kembali, dia hanya bisa meratap di pekuburan ini. Dia

               kembali saat pemakamanmu, Cindanita. Penyesalan, kebencian, entahlah, menyatu dari
               sorot matanya, kami tidak bicara sepatah pun malam itu, dan aku tahu, kali ini, Ibumu

               akan pergi tidak akan pernah kembali.


               Bagaimana mungkin semua kisah bahagia itu berakhir menyedihkan? Aku tidak pernah

               tahu jawabannya, Nak. Yang Ayah yakini, cinta yang besar, tanpa disertai komitmen dan

               kepercayaan, maka dia hanya akan menelan diri sendiri.


               Satu kunang-kunang terbang di atas pusara Cindanita.


               Sudah  larut  malam,  Nak.  Kelasi  kapalku  sudah  menunggu  di  pelabuhan,  kami  harus

               melanjutkan  perjalanan.  Sampai  bertemu  tahun  depan.  Ayah  janji,  Ayah  akan

               menceritakan kisah hebat dari tempat-tempat lain yang Ayah kunjungi.
               Aku mencium lembut kening Cindanita.


               Selamat tidur, Nak.

                                                           ***
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72