Page 72 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 72
panjang, saya bahkan bisa menceritakan detail pakaian yg mereka gunakan. Tapi kita
tdk akan berlama2 di bagian ini.
Papa Hesty sibuk. Itu tahun-tahun pembangunan nasional dimulai, jargon repelita
ngetop sekali. Mama-nya juga, sibuk di darma wanita, aktivitas sosial. Kakak-kakak
perempuannya bahkan sudah ada yg menikah dan tinggal di rumah lain, di luar negeri.
Tapi sesibuk apapun keluarga itu, mereka segera tahu: kenyataan Hesty dan Tigor yang
kembali bersama-sama lagi, dekat sekali di kampus, sering saling menelepon; Itu kabar
yang membuat tidak nyaman, risih dan menurut versi Papa Hesty, malu-maluin. Tapi
apa mau dikata skrg? Mau mengunci Hesty di kamar? Menyuruh Tigor berdiri di
halaman rumah? Mereka sudah dewasa; bahkan di tahun ke-4 kuliah, Tigor menjadi
ketua Dewan Mahasiswa (yang salah satu kerjaannya, memprotes pemerintah Soeharto
lewat demo-demo di jalanan; tahun 82-an demo2 masih jarang, jadi wajah Tigor yang
masuk koran terlihat begitu jelas). Kebencian itu semakin tebal saja.
Usia 26, lulus dr kuliah, diterima bekerja di salah-satu perusahaan swasta yang baik,
Tigor akhirnya setelah bertapa seminggu, memikirkannya matang-matang, akhirnya
memberanikan diri melamar Hesty. Waktu itu, Papa Hesty diujung2 karir menteri-nya.
Diterima? tentu saja jauh asap dari api. Ditolak mentah-mentah. Dihina malah. "Kau
tidak menjadi layak hanya karena sarjana, punya pekerjaan bagus, atau terkenal sekali
sering menulis di koran-koran. Keluarga kita tetap berbeda jauh." Papa Hesty menjawa
dingin. Maka meledaklah masalah tersebut. Hesty menangis. Membenci Papa-nya.
Bersumpah akan kabur dr rumah. Tigor pulang dengan wajah sendu. Kali ini Bibi dan
Mamang yg semakin sepuh hanya bilang: "Nak, tahu dirilah siapa keluarga kita."
Enam bulan berlalu. Setelah begitu banyak keributan, seruan marah, situasi mulai
mereda. Hesty yg sejatinya sayaaang sekali dgn Papa-nya, memutuskan untuk bersabar,
mulai menyusun rencana panjang: membujuk Papa-nya tidak bosan-bosan hingga
berhasil. Memberikan sejuta argumen. Mengajak Mama-nya ikut bersekutu. Kakak2nya
yang tinggal di luar kota dan luar negeri. Setahun berlalu, semua seperti terlihat akan
berhasil.. Papa Hesty sudah pensiun, sudah sering sakit malah, semoga saja keras-
kepalanya berkurang.. Kali ini Tigor menabalkan tekad, kembali melamar Hesty.. duhai,
urusan ini menyedihkan sekali, Papa Hesty menemui Tigor pun tidak, dia hanya dingin