Page 149 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 149
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
panjang untuk kepentingan anti feodal Cipto juga menunjukkan titik
tolak yang berbeda dengan pandangan masyarakat Jawa yang diwakili
oleh Soetomo dan Soewardi di masa itu. Kemudian tindakan kasar polisi
terhadap rapat-rapat yang dilakukan oleh PNI di Surabaya dan
Semarang serta reaksi pers pihak sana. Hal ini mendorong Thamrin
untuk menguji lebih teliti lagi maksud sebenarnya pihak pemerintah
terhadap nasionalisme evolusioner Indonesia sebagai yang baru saja
disampaikan oleh Gubernur Jenderal De Graeff. Selanjutnya menurut
Thamrin, Cipto sepenuhnya tepat untuk mewakili nasionalisme
emansipatoris di Volksraad. Dengan duduknya Cipto di dewan maka
biasanya pendapat yang mewakili golongan konservatif pedalaman yakni
para pangreh praja dan pejabat BB dapat ditandingi secara kuat.
Stokvis dan Thamrin yang telah melakukan hubungan dengan
sang buangan di Banda melakukan kerja sama agar Cipto dapat
dibebaskan dan duduk kembali di dewan guna memperkuat barisan
47
progresif kelompok tengah kiri . Dewan sangat terkesan dengan
pembelaan Thamrin yang penuh semangat untuk menerima kembali
Cipto sebagai anggota dewan. Akhirnya dewan membentuk komisi
terdiri dari tiga orang untuk melakukan penyelidikan serta melaporkan
hasilnya terhadap keabsahan permintaan Cipto untuk masuk kembali
sebagai anggota dewan. Akhirnya dengan mendengarkan saran
minoritas, ketua komisi Mr. AS Oppenheim, mengalahkan mosi
Thamrin cs dengan suara 35 lawan 6. Meskipun komisi dengan suara
bulat menyarankan kepada Volksraad untuk menerima Cipto kembali
dengan alasan tidak ada dasar hukum bagi buangan untuk dihalangi
masuk kembali. Akan tetapi terjadi perpecahan dalam cara memberitahu
kepada pemerintah. Thamrin dan Jongkman sadar bahwa dewan tidak
dapat menentukan ukuran yang disebut membahayakan ketenangan dan
ketertiban umum dengan kembalinya Cipto. Tetapi mereka tahu bahwa
dewan haruslah melakukan kerja sama penuh untuk mewujudkannya.
Namun akhirnya Cipto tetap ditolak oleh dewan dengan voting 29
48
menolak lawan 13 orang .
Peran Muh Husni Thamrin di Volksraad adalah ketika berjuang
untuk pembebasan Soekarno dalam penjara. Setelah ditahannya
Sukarno, nyawa gerakan nasional emansipatoris mereda. Sebagaimana
ditulis oleh Jan Pluvier satu generasi kemudian dalam keadaan diam
merenung setelah tahun-tahun bergelora dengan agitasi anti kolonial
Sukarno yang memberikan ilham. Para pejabat kolonial sama sekali
menyadari bahwa semangat menggebu kampanye anti kolonial tersebut
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 141