Page 153 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 153

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                dengan massa aksi damai. Mereka bergerak dalam tataran nonkooperatif
                dari  front  sawo  matang  dengan  menghadapi  kekuatan  kolonial  secara
                damai. Pidato pembelaan Soekarno berlangsung selama dua hari secara
                keseluruhan  merupakan  penampilan  yang  mempesona  dan  hebat
                menyampaikan  propaganda  sedikit  banyak  dan  berpengaruh  secara
                mengagumkan. Sekalipun demikian hal ini tidaklah mempengaruhi para
                hakim bahkan pers. Emosi memuncak ketika pejabat RGAZ Kiewiet de
                Jonge  merasa  sah  untuk  memberikan  salamnya  kepada  Sukarno  yang
                duduk  sebagai  tertuduh  ketika  ia  sendiri  hendak  memberikan
                kesaksiannya. Reaksi kemudian timbul dari Menteri Jajahan, Simon de
                Graaf  dengan  menekan  pemerintah  Hindia  Belanda  agar  Kiewiet  de
                Jonge  segera  diberhentikan  dari  jabatannya.  Sementara  itu  pada  22
                Desember  1930  para  pemimpin  PNI  itu  dijatuhi  hukuman  Sukarno  4
                tahun penjara, Gatot 2 tahun, Maskoen 20 bulan, Soeridinata 15 bulan.
                Keputusan pengadilan itu diumumkan dengan resmi pada 17 April 1931
                oleh Dewan Peradilan. Hukuman dijalani di Sukamiskin.
                        Di  Volksraad  Thamrin  menunjukkan  tentangannya  terhadap
                keputusan  pengadilan  itu  dan  akan  melakukan  rapat-rapat  protes  di
                seluruh Jawa yang digerakkan bersama dengan PPPKI. Salah satu rapat
                diadakan di Gedong Permoefakatan Indonesia di  Gang Kenari pada 3
                Mei  1931.  Ia  menjadi  pembicara  utama  dan  menyatakan  bahwa
                pihaknya  merasa  sangat  dilanggar  kehormatannya  dengan  keputusan
                pengadilan yang tidak adil terhadap Sukarno dan kawan-kawan.  PPPKI
                secara  bulat  menolak  keputusan  pengadilan  tersebut.  Thamrin
                menekankan  bahwa tidak satu pun organisasi rakyat yang dapat ditindas
                dalam waktu jangka panjang oleh kekuatan yang menyimpang. Gobee
                melaporkan  bahwa  rapat  yang  dihadiri  banyak  orang  itu  menurut
                hematnya  karena  Thamrin  hendak  melakukan  ajakan  kuat  kepada
                mereka agar gerakan bersatu kembali karena adanya perpecahan.

                        Ajakan Thamrin   ini disebabkan, karena  kondisi  perjuangan di
                Indonesia  sedang  dipecah-pecah  dan  perlu  konsolidasi  lebih  erat  lagi.
                Bulan  Desember  1930  PSII  keluar  dari  PPPKI  selanjutnya  diperlemah
                dengan pembubaran PNI. Sementara itu  di luar negeri Belanda, Hatta
                melakukan kritik terhadap postur PPPKI yang lemah serta pembubaran
                PNI yang tidak demokratis. Mengikuti konsep Hatta beberapa golongan
                merdeka dan klub Pendidikan Nasional Indonesia bersatu mengeluarkan
                suatu  manifesto  pada  1  Nopember  1931  dan  menyatakan  maksud
                mereka  untuk  membangkitkan  kesadaran  nasional  massa  melalui
                program  menolong  diri  sendiri  dan  pendidikan  sosial.  Hatta  bersama
                teman  dekatnya  Sutan  Syahrir  menjalankan  konsep  pendidikan  sosial
                dan  nonkooperasi  ketika  di  Belanda.  Dalam  bulan  Desemeber  1931



                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   145
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158