Page 168 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 168
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
sebagainya, selaras dengan sejumlah indera yang pada hakikatnya
memang dimiliki oleh setiap manusia dengan kadar yang berbeda-beda.
Dalam hubungannya dengan kebudayaan, dan utamanya
berkenaan dengan bentuk kesenian yang secara khusus mensyaratkan
kemampuan membaca dan menulis, yaitu kesusastraan, telah pula
terjadi sejumlah penerimaan, penyerapan, penerjemahan, dan
semacamnya yang kemudian menggerakkan adanya suatu penciptaan,
telah melahirkan sejumlah karya yang tidak lagi disampaikan secara
lisan atau dengan cara bertutur, melainkan dengan dituliskan. Tidak
hanya sekadar dituliskan; yang kemudian berkembang adalah penulisan
dengan suatu kehendak yang tidak hanya mengulang apa yang selama
itu sudah didengar atau biasa dikisahkan secara turun-menurun,
melainkan suatu keinginan untuk menghasilkan karya sendiri dengan
pencantuman nama secara jelas—hal yang di masa sebelumnya tidak
atau sangat jarang dilakukan sebab alam atau atmosfir penciptaan di kala
itu lebih bersifat kolektif.
Adanya persona atau nama yang dicantumkan sebagai
pengarang atau pencipta, jelas menunjukkan suatu tanggung jawab
dalam penciptaan di satu sisi dan kemudahan bagi pembaca menjadi
begitu bermakna untuk mengetahui buah karya atau pikiran pengarang
tersebut. Dengan demikian, meski bisa saja pengarang bersangkutan
hanya melakukan semacam penceritaan kembali atas karya-karya yang
sudah ada sebelumnya, pembaca dapat menengarai akan orientasi atau
pilihan bentuk karya yang telah menggerakkan kreativitasnya. Secara
umum dapat dikatakan bahwa apa yang telah dicipta oleh penulis ini,
setidak-tidaknya telah memberikan gambaran akan pengaruh dari karya-
karya sebelumnya yang telah dipelajari. Sebagai contoh, sejumlah novel
yang memperlihatkan cerita berbingkai, pada dasarnya masih
memanfaatkan pola hikayat yang memang biasa menampilkan cerita
dengan sejumlah bingkai cerita, atau juga banyaknya bentuk soneta yang
muncul pada masa Pujangga Baru, jelas memperlihatkan adanya pengaruh
Angkatan 1880 di Belanda pada sejumlah pengarang Indonesia.
Berkenaan dengan pertumbuhan dan perkembangan
kesusastraan Indonesia yang, seperti telah disebutkan, mampu
memberikan gambaran akan pemikiran atau pandangan pengarang atas
dinamika zaman, perlu diketahui terlebih dahulu akan khazanah sastra
yang pada abad ke-19 itu telah mulai berkembang di Indonesia dan
160 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya