Page 173 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 173
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
BAHASA, BANGSA
Was du ererbt von deinen Vatern hast,
Erwirb es um es zu besitzen.
Selagi kecil berusia muda,
Tidur si anak di pangkuan bunda
Ibu bernyanyi, lagu dan dendang
Memuji si anak banyaknya sedang;
Berbuai sayang malam dan siang
Buaian tergantung di tanah moyang.
Terlahir di bangsa, berbahasa sendiri
Diapit keluarga kanan dan kiri
Besar budiman di tanah Melayu
Berduka suka, sertakan rayu;
Perasaan serikat menjadi padu
Dalam bahasanya, permai merdu
Meratap menangis bersuka raya
Dalam bahagia bala dan baya
Bernafas kita pemanjangkan nyawa
Dalam bahasa sambungan jiwa
Di mana Sumatra, di situ bangsa,
Di mana Perca, di sana bahasa.
Andalasku sayang, jana bejana
Sejakkan kecil muda teruna
Sampai mati berkalang tanah
Lupa ke bahasa, tiadakan pernah
Ingat pemuda, Sumatera malang
Tiada bahasa, bangsa pun hilang.
Sedangkan bentuk soneta, seperti telah disebutkan, adalah puisi
berpola yang mendapat tempat cukup baik pada pesastra yang berkarya
pada tahun 1920-an sampai dengan 1930-an. Dikenal dan digemarinya
soneta ini, sangat boleh jadi, merupakan akibat logis dari dunia
pendidikan yang ketika itu masih sangat berorientasi kepada pendidikan
Eropa, sementara di sisi lain, soneta memang bentuk yang populer di
Eropa pada beberapa tahun sebelumnya. Hampir semua penulis yang
menghasilkan dan memublikasikan karya mereka pada tahun 1920-an
maupun di masa Pujangga Baru, menggemari bentuk soneta ini sebagai
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 165