Page 171 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 171

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                khalayak mempunyai rima //a-a-a-a//. Demikian pula untuk dikatakan
                sebagai  pantun,  pun  meragukan  sebab  di  dalam  sebuah  baitnya  tidak
                terdapat  larik  atau  baris  yang  menunjukkan  adanya  sampiran  dan  isi,
                serta tidak  mempunyai rima //a-b-a-b//.  Bentuk yang sedemikian ini,
                tentu juga dapat dicatat sebagai upaya melakukan pembaruan atau kreasi
                yang  tidak  terkungkung  oleh  kelaziman,  entah  disengaja  atau  hanya
                muncul  secara  kebetulan.  Sajak  yang  baru  saja  disebutkan  ini,
                ditampilkan setelah penjelasan ini dan seperti pada contoh sebelumnya,
                karya  ini  juga  ditulis  oleh  penulis  yang  lebih  memilih  menggunakan
                inisial, yaitu M.J.

                                                    14
                       Musim Derep, Musim Melajo

                       Musim motong sudat datang,
                       Apa kita dengar itu?
                       Padi di sawah sudah matang,
                       Kita orang ramai pergi di situ.

                       Pada waktu siang hari,
                       Teranglah cahyanya matahari,
                       Dengar di kanan dan di kiri,
                       Segala burung pada menyanyi.

                       Pada tengah malam yang sepi,
                       Burung kucipet menyanyilah,
                       Memberi tahu pada kami,
                       Musim motong sudah datanglah!

                       Ini musim penuaian,
                       Kita dapat badan segar,
                       Potong dengan kesukaan,
                       Janganlah sayang suar (keringat).

                       Petik! Kumpul, dengan baik,
                       Janganlah ingat sungut,
                       Potong padi itu bai,
                       Buah-buah kelak dipungut.






                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   163
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176