Page 204 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 204
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
untuk maju dan kedinamisan itu bukan milik masa silam atau
kepunyaan bangsa ini, melainkan adalah milik bangsa maju yang telah
berkuasa di dunia seperti Eropa, Jepang, dan Amerika.
Oleh keyakinan yang sedemikian ini, dalam perjalanan untuk
menjadi bangsa maju, Sutan Takdir Alisjahbana menyatakan bahwa
tidak-mungkin-tidak kebudayaan Indonesia akan diperkaya oleh anasir
kebudayaan luar, terutama dan seharusnya dari Barat sebab sudah
terbukti bahwa Barat dewasa ini yang menjadi pemicu kemajuan.
Dikatakan pula olehnya bahwa kebudayaan Indonesia semenjak dulu
sudah mengalami akulturasi atau menyerap kebudayaan dari luar, yaitu
setidak-tidaknya dari kebudayaan Hindu dan Arab. Namun, “sekarang,
42
tiba waktunya mengarahkan pandangan kita ke Barat,” tulisnya.
Pendapatnya mengenai perlu dan pentingnya Barat sebagai
sumber atau acuan, dibandingkannya dengan masa silam ketika
Indonesia lebih dipengaruhi atau berorientasi kepada tradisi Hindu dan
Arab. Menurutnya, jika untuk sekian lama pengaruh Hindu dan Arab itu
telah mewarnai kebudayaan Indonesia sementara kemajuan sebagai
bangsa hanya biasa-biasa saja, maka tiba saatnya untuk menengok Barat
yang lebih dinamis, sebagai sumber acuan. Kendati demikian, ia pun
menyadari bahwa ajakan untuk berkiblat ke Barat, tentu akan penuh
tantangan sebab anasir budaya dari Timur selama itu memang sudah
mampu memberi warna dan bahkan banyak yang memosikannya
sebagai orientasi utama. Uraian berkenaan dengan mengapa Barat
pantas sebagai kiblat dapat disimak dari kutipan berikut ini.
Bayangkanlah jarak antara Hindustan dengan
negeri kita sepuluh abad yang lalu, sekurang-kurangnya
harus ditempuh dengan waktu sebulan pelayaran. Sedang
jarak antara negeri kita dengan Eropa sekarang ini (tahun
1935, cat. peny.) hanya butuh waktu tiga hari penerbangan.
Hubungan dan pergaulan antara bangsa kita dengan
bangsa Barat sekarang ini jauh lebih erat ketimbang dengan
guru-guru bangsa saat membangun Borobudur seribu tahun
silam.
Ucapan yang secara gamblang mengatakan bahwa
masyarakat dan kebudayaan bangsa kita harus tumbuh
mengarah ke Barat, boleh jadi akan membangkitkan
amarah beberapa golongan di negeri kita sekarang ini.
Sebab ada di antaranya yang dengan tidak sengaja dan
tidak sadar meninabobokan rakyat banyak dengan ucapan-
ucapan kosong dan tidak berarti: Timur halus budinya,
sedang Barat egoistis, materialistis, dan intelektualistis.
Mereka yang mempunyai anggapan seolah-olah semua
orang Timur wali yang suci dan semua orang Barat
196 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya