Page 205 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 205

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                       penjahat  yang  tidak  berhati  demikian  pasti  akan  kaget
                       mendengar ucapan yang mengatakan bahwa orang Timur
                       harus berguru kepada orang Barat.
                               Sekalipun  tidak  enak  didengar,  semboyan  bahwa
                       kita harus belajar pada Barat, meskipun menyedihkan, dalam
                       hal ini rasanya kita tidakdapat memilih.
                                                            43

                       Kutipan di atas ini sudah sangat terang menegaskan sikap Sutan
                Takdir  Alisjahbana  akan  budaya  mana  yang  seharusnya  diacu  dalam
                pembentukan  kebudayaan  Indonesia.  Atas  keterusterangan  dan
                ajakannya  menetapkan  Barat  sebagai  kiblat,  ia  pun  sangat  menyadari
                bahwa  hal  ini  niscaya  akan  memicu  kontroversi  mengingat  masih
                banyaknya  yang  beranggapan  bahwa  Timur  adalah  sumber  kebajikan
                sementara  Barat  hanya  menawarkan  kebatilan.  Padahal,  dalam
                pemahamannya,  kemajuan  yang  telah  dicapai  hingga  saat  itu,  yaitu
                sampai  pertengahan  dekade  1930-an,  andil  Barat  sungguh  sangat
                signifikan.
                       Bangkitnya  semangat  keindonesian  yang  dimulai  oleh  Budi
                Utomo  pada  tahun  1908,  menurutnya  adalah  akibat  pandangan  dan
                gairah  yang  dipacu  oleh  merasuknya  peradaban  Barat  ke  dalam  nalar
                dan mentalitas para tokoh pergerakan di awal abad ke-20 itu. Pendidikan
                Barat serta pola pergaulan sosial yang diadopsi  dari Barat, tambahnya,
                jelas-jelas  telah  membangkitkan  semangat  keindonesiaan  melalui
                organisasi modern yang tumbuh di awal abad ini. Pemimpin sejumlah
                organisasi  yang  pada  kenyataannya  memang  mampu  memicu
                pergerakan dan menjadi embrio kebangkitan kebangsaan, disebutkannya
                sebagai cara Barat yang telah membumi di Hindia Belanda. Demikian
                pun  dengan  kata  “Indonesia”,  tulis  Sutan  Takdir  Alisjahbana,  adalah
                juga dari Barat.
                              Apabila  nyata  kepada  kita  bahwa  semangat
                       kesadaran,  semangat  kebangkitan,  semangat  kebangsaan
                       yang  kita  namakan  semangat  keindonesiaan  itu  sebagian
                       besar  berasal  dari  Barat  atau  sekurang-kurangnya  dengan
                       perantaraan  Barat,  wajarlah  bila  masyarakat  dan
                       kebudayaan  yang  dilahirkan  banyak  mengandung  unsur
                       kebaratan. Jika tidak demikian, tidaklah sesuai jiwa dengan
                                                            44
                       bentuk, semangat dengan kerangkanya.


                       Apa  yang  telah  diduga  oleh  Sutan  Takdir  Alisjahbana  bahwa
                akan banyak yang “kaget mendengar ucapan yang  mengatakan bahwa
                orang  Timur  harus  berguru  kepada  orang  Barat”,  memang  menjadi



                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   197
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210