Page 266 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 266

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern



                dengan  demokrasi  yang  berkepribadian  bangsa  Indonesia.  Dekrit
                Presiden  Soekarno  5  Juli  1959  yang  menyatakan  konsitusi  negara
                kembali ke UUD 1945 menandai bermulanya ciri kehidupan politik yang
                kemudian  disebut  sebagai  “demokrasi  terpimpin”.    Periode  1950-1957
                dalam  sejarah  bangsa  kita  memperlihatkan  ketidakstabilan  politik.
                Herbert Feith  memilih istilah untuk menyebut periode itu sebagai masa
                “demokrasi konstitusional”.
                        Menurut  konstitusi  1950  sistem  pemerintahan  kita  adalah
                parlementer.  Kabinet  dipimpin  oleh  seorang  perdana  menteri.  Wilopo
                menyebut  periode  ini  sebagai  “zaman  pemerintahan  partai-partai  dan
                kelemahan-kelemahannya”.  Wilopo  juga  menyebut  masa  ini  sebagai
                “zaman  kabinet  silih  berganti”.  Proses  demokratisasi  sebenarnya  telah
                dicoba  dalam  periode  itu.  Feith  mengemukakan  mengenai  faktor  yang
                menyebabkan kegagalan zaman demokrasi parlementer. Terdapat enam
                faktor:  kaum  sipil  memainkan  peran  dominan;  partai-partai  politik
                mempunyai  kedudukan  sangat  penting;persaingan  untuk  merebut
                kekuasaan  menghargai  “rules  of  the  game“  yang  erat  dengan  konstitusi;
                kebanyakan elite politik memiliki jenis kesetiaan yang berkaitan dengan
                demokrasi  konstitusional;  kebebasan  sipil  dilanggar  dan  pemerintah
                menggunakan kekerasan.
                    Kegagalan demokrasi parlementer menurut Wilopo, yang menyebut
                periode  itu  sebagai  “zaman  pemerintahan  partai-partai”,  karena
                seringnya  terjadi  pergeseran  dukungan  partai  terhadap  kabinet.
                Pergeseran  itu  dapat  berarti  adanya  partai  yang  menarik  dukungan
                kepada  pemerintah  dengan  menarik  menteri-menterinya  mundur,
                sehingga kabinet tidak dapat bertahan lama. Kelemahan lain adalah soal
                tawar-menawar  alias  “dagang  sapi”  di  dalam  pembentukan  kabinet.
                Fraksi-fraksi   besar   pendukung   kabinet   tidak   selalu   mampu
                menanggulangi  kumpulan  fraksi-fraksi  sedang  dan  kecil,  yang  selalu
                dapat menjadi oposisi, dan akhirnya menjatuhkan kabinet.

                6.3.    Kepribadian Nasional Masa Demokrasi Terpimpin
                        Gagalnya percobaan untuk menerapkan demokrasi parlementer
                telah mendorong lahirnya jenis tawaran baru demokrasi yang lain yang
                disebut  “demokrasi  terpimpin”.  Protagonis  sistem  politik  Indonesia
                dalam periode berikutnya itu adalah Presiden Soekarno yang didukung
                militer, khususnya Angkatan Darat. Presiden Soekarno muncul kembali
                di  panggung  politik  setelah  negara  menghadapi  ancaman  perpecahan




                258    Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya
   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271