Page 281 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 281

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                pembangunan  pada  masa  demokrasi  liberal    karena  terjadi
                ketidakstabilan politik dan masa demokrasi terpimpin kehidupan politik
                didominasi  oleh  Presiden  Sukarno  dan  PKI.  Dalam  masa  ini  politik
                menjadi panglima.
                Dalam  kunjungan  ke  Lampung,  Juni  1968  mengemukakan  agar
                masyarakat  meninggalkan  pertentangan  politik  dan  agama,  sehingga
                dapat  dicapai  stabilitas  nasional  yang  merupakan  syarat  mutlak
                pembangunan  nasional.  Dalam  konteks  ini  Presiden  Soeharto
                menekankannya  pentingnya  Pancasila  sebagai  azas  tunggal  bagi
                landasan setiap perilaku  individu  maupun masyarakat Indonesia. Pada
                masa ini  pula kemudian Pancasila ditasbihkan sebagai azas tunggal bagi
                semua organisasi kemasyarakatan dan politik.

                Salah  satu  gagasan  terbesar  masa  Orde  Baru  adalah  Garis-garis  Besar
                Haluan  Negara  (GBHN)  yang  dijadikan  pedoman  bagi  pelaksanaan
                pembangunan.  Sudah  menjadi  komitmen  Orde  baru  bahwa  sektor
                ekonomi harus menjadi prioritas pembangunan, oleh karena pengalaman
                tingginya  tingkat  inflasi  dan  merosotnya  daya  beli  masyarakat.  Orde
                Baru  menginginkan  agar  orientasi  terhadap  politik  yang  pada  periode
                yang  lalu  sebagai  ‘panglima’  harus  diganti  dengan  ekonomi.  Kata
                “pembangunan”  menggantikan  “revolusi”.  Pembangunan    yang  akan
                membawa  bangsa  Indonesia  pada  pemenuhan  kebutuhan  dasar,  harus
                diletakkan ke dalam perencanaan yang jelas dan bertahap. Dalam talian
                itulah GBHN dirumuskan dan pembangunan setiap lima tahun (Pelita)
                direncanakan  dan  dilaksanakan,  serta  dievaluasi  untuk  kemudian
                disempurnakan dalam tahap-tahap berikutnya.


                6.6.    Jatidiri dan Demokrasi Pancasila
                        Demokrasi  Pancasila  adalah  demokrasi  berdasarkan  faham
                kekeluargaan    dan   kegotongroyongan    yang    ditujukan   kepada
                kesejahteraan  rakyat,  yang  mengandung:  unsur-unsur  kesadaran
                religious dan menolak atheism; kebenaran, kecintaan dan berlandaskan
                budi pekerti yang luhur dan berkepribadian Indonesia; berkeseimbangan
                dalam  arti  menuju  keseimbangan,  antara  individu  dan  masyarakat,
                antara manusia dengan Tuhannya, lahir dan batin.
                        Dalam  Demokrasi  Pancasila  kebebasan  individu  tidak  bersifat
                mutlak tetapi harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial. Dalam
                kebebasan  itu  harus  selalu  melekat  tanggung  jawab  terhadap
                kepentingan  umum  dan  kepentingan  bersama.  Dalam  Demokrasi



                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   273
   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286