Page 39 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 39

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                air  mata”  untuk  dilakukan  demi  tegaknya  sebuah  negara-bangsa  yang
                telah diimpikan.
                        Sejarah    pemikiran  Indonesia    modern  memang  bermula  dari
                penghadapan  diri  pada  realitas  keterbelakangan  tetapi  dalam
                perkembangannya    mencapai  klimaks  dengan  hasrat  sebagaimana
                dirumuskan  oleh  Pembukaan  UUD,  sebuah  dokumen  ketika  para
                pendekar  bangsa  masih  berada  dalam  “  the  period  of  innocence”,  ketika
                panggilan dan bujukan kekuasan masih berada entah di mana. Mestikah
                diherankan  kalau  setelah  kemerdekaan  bangsa  bisa  diraih  pergulatan
                pemikiran  tidak  hanya  terjadi  antara  ideologi-ideologi,  yang
                diperjuangkan  oleh  partai-partai  politik,  tetapi  juga  idealisme  yang
                membayangkan masa depan bangsa yang diinginkan.
                        Adalah  suatu  tragedi-kesejarahan  yang  sempat  dan  mungkin
                masih  dilalui  bangsa    ketika  pergumulan  politik  internal  bisa
                menyebabkan  tampilnya  pemenang  sebagai  penguasa.  Maka  sampai
                kinipun bangsa masih tertatih-tatih dalam berusaha  untuk menemukan
                kembali pemikiran yang jernih dan kreatif untuk “melupakan  luka lama,
                membangun hari kini, dan merintis masa depan”.
                        Sejarah  memang  berkisah  tentang  hal-hal  yang  telah  berlalu,
                tetapi jika dilihat dalam kejernihan pikiran sejarah  – pengalaman yang
                pernah  dilalui  itu—bisa  juga  memberikan  “seteguk  kearifan”  dalam
                usaha  tanpa  henti  untuk  “mencerdaskan  kehidupan  bangsa“,
                sebagaimana diamanatkan oleh para pendekar kemerdekaan bangsa.


















                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   31
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44