Page 68 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 68
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
prihatin melihat rakyat yang terpecah belah sikap mereka terhadap
pendirian Sekolah Opsir Bumiputra yang dibiayai dengan pajak rakyat.
Dalam praktiknya, sekolah ini hanya dinikmati oleh anak-anak
bangsawan dan setelah lulus mereka diarahkan untuk patuh pada
pemerintah. Cara ini semakin menjauhkan mereka dari pemikiran
kebangsaan.
Di samping itu, kesadaran terhadap kondisi kemiskinan rakyat
dan kehidupan feodalisme yang membelenggu mereka merupakan hal
yang antagonistis. Pada 20 Mei 1908 dalam sebuah ruang kelas
STOVIA dengan dihadiri beberapa pemuda dicetuskan perkumpulan
Boedi Oetomo yang diketuai Soetomo. Oleh karena tindakan tersebut,
Soetomo dan kawan-kawannya harus menghadapi sikap para dosen
STOVIA yang menuduh para pemuda ini melawan pemerintah Hindia
Belanda. Tuduhan itu disertai ancaman, apabila kegiatan tersebut tidak
dihentikan maka Soetomo akan dikeluarkan dari sekolah. Suatu
keberuntungan bagi Soetomo dan kawan-kawan, karena direktur
STOVIA, Dr. H.F. Roll mendiskusikan persoalan Soetomo dan berhasil
menenggang perasaan para dosen yang anti Boedi Oetomo dengan
mengemukakan pertanyaan:
“Apakah di antara tuan-tuan yang hadir di sini tidak ada yang lebih
‘marah’ dari Soetomo waktu tuan-tuan berumur 18 tahun?”
Dr. H.F. Roll yang berpikiran maju memberikan sumbangan pemikiran
guna membantu perjuangan para pelajar Sekolah Dokter Jawa.
Sejak berdiri Boedi Oetomo di gedung STOVIA, pihak
pemerintah kolonial Belanda mengikutinya dengan cermat. Himpunan
dokumen-dokumen resmi sekitar 1907-1910 terdapat dalam buku Dr.
Van der Wall, berjudul “De opkomst van de Nationalistische
Indisch”(Munculnya gerakan nasional di Hindia Belanda) berisi uraian
betapa tajamnya pemerintah mengamati periode awal abad 20. Namun,
menurut laporan resmi pemerintah, bahwa Boedi Oetomo sebagai satu
usaha yang berkeinginan untuk terus maju dianggap tidak berbahaya.
Walaupun demikian, pemerintah memberikan peringatan pula apabila
suatu saat Boedi Oetomo muncul dengan tujuan-tujuan politik
tersembunyi, maka organisasi itu diancam dibubarkan.
5
Selain itu, pemerintah mensinyalir pula, pengaruh Douwes
Dekker terhadap para pelajar STOVIA sangat besar sekali.Pengaruh
pribadi Douwes Dekker terhadap para pemuda pelajar STOVIA lebih
kuat bila dibandingkan dengan tulisan-tulisannya yang dimuat di
60 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya