Page 75 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 75

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                sebagai anggota Indische Partij, asalkan mereka mengakui Hindia sebagai
                tanah  tumpah  darahnya.  Indische  Partij  yang  bertujuan  mempersiapkan
                kehidupan    sebagai   bangsa   yang    merdeka    dianggap   sangat
                membahayakan pemerintah kolonial Belanda.
                       Ketika awal didirikan Indische Partij, banyak orang Indo Belanda
                masuk ke dalam partai itu. Namun, jumlah tersebut menjadi berkurang,
                setelah  Douwes  Dekker  tidak    menerima  orang-orang  Indo  yang
                menuntut  sebagai  golongan  minoritas.    Douwes  Dekker  menghendaki
                agar  orang-orang  Indo  justru  meleburkan  diri  sebagai  bangsa  Hindia.
                Dalam  persoalan  identitas  dirinya  pun,  Douwes  Dekker  sebagai  orang
                Indo Belanda tidak pernah menggunakan kebangsaan Belanda. Ia selalu
                menggunakan kebangsaan Indier, hal ini dilatarbelakangi belum adanya
                istilah Indosier atau “orang Indonesia” waktu itu. Ketika dipromosikan
                sebagai doktor di bidang ekonomi di Universitas Zurich, Swiss, ia harus
                memberitahukan  kebangsaannya.  Ia  menyebut  Indier  dan  ditolak,  oleh
                karena  secara  internasional  istilah  Indier  merupakan  nama  kebangsaan
                bagi India. Akhirnya, Douwes Dekker menggunakan kebangsaan Javaan
                                       15
                yang berarti orang Jawa .
                       Kaum  Indo  Belanda  merasa  sangat  kecewa  terhadap  ucapan
                Douwes Dekker yang menyatakan bahwa mereka tidak boleh memiliki
                tanah,  karena  bumi  Hindia  hanyalah  diperuntukkan  bagi  putera-puteri
                Hindia  saja.  Mereka  yang  ingin  memiliki  tanah  harus  menjadi  orang
                Hindia  terlebih  dahulu  dan  bersedia  melakukan  kewajiban-kewajiban
                yang dipikul oleh rakyat, seperti ronda malam dan lain-lain. Sementara
                itu, Douwes Dekker pun beranggapan untuk memperjuangkan cita-cita
                Indonesia merdeka dan berdaulat haruslah bersemboyankan “rawe-rawe
                rantas malang malang putung”, seperti yang tertulis dalam lencana Indische
                Partij  berbentuk  perisai.  Kewarganegaraan  tidak  memperdulikan  asal
                kebangsaan,  dalam  hal  ini  yang  terpenting  adalah  mau    mengakui
                Hindia sebagai tanah airnya untuk menjadi anggota Indische Partij yang
                dapat menjadi pemersatu dalam penderitaan bersama di koloni.
                       Walaupun  Indische  Partij  masih  sangat  muda  usianya,  namun
                langkah-langkahnya  sangat  tegas  dan  revolusioner.  Anggaran
                Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai tersebut dikirimkan
                kepada pemerintah untuk meminta disahkan dan diakui sebagai badan
                hukum. Dengan  Surat Keputusan Pemerintah Nomer 1 tanggal 4 Maret
                1913 permintaan tersebut ditolak dengan alasan  bahwa perkumpulan itu
                didasarkan  pada  tujuan  politik  yang  dianggap  mengganggu  keamanan
                dan ketertiban umum. Menurut pasal 111 Perarutan Pemerintah Hindia



                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   67
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80