Page 9 - emodul Teknik Pengendalian Kandungan Air BHP
P. 9

  Perubahan-perubahan yang terjadi pada proses evaporasi

            Selama  proses  evaporasi  terjadi  perubahan  pada  bahan  pangan,  baik  perubahan  fisik
            maupun kimia, perubahan tersebut dapat memberikan efek yang menguntungkan seperti

            terbentuknya flavor yang khas, peningkatan kadar padatan dan lain sebagainya. dan yang
            merugikan yaitu berupa hilangnya vitamin serta kerusakan tekstur.

            1.  Peningkatan viskositas.
            Selama  proses  evaporasi  terjadi  penguapan  pelarut  sehingga  konsentrasi  larutan

            meningkat,  yang  berakibat  viskositas  larutan  juga  meningkat.  Peningkatan  konsentrasi

            larutan  menyebabkan  terjadinya  kenaikan  titik  didih,  dan  suhu  penguapan  titik  didih
            larutan lebih tinggi daripada pelarut murni pada tekanan yang sama, sehingga larutan yang

            makin pekat titik didih makin tinggi.
            2.  Kehilangan aroma dan warna

            Komponen  aroma  dan  flavor  pada  beberapa  bahan  cairan  seperti  pada  jus  buah  lebih
            mudah  menguap  daripada  air.  Jika  bahan  tersebut  dievaporasi  akan  menyebabkan

            penurunan  kualitas  pada  konsentrat  yang  dihasilkan,  hal  ini  dapat  dicegah  dengan  cara
            memisahkan  komponen  yang  mudah  menguap  dengan  cara  destilasi  fraksional.  Proses

            distilasi menghasilkan essens, selanjutnya essens tsb  dicampurkan lagi pada konsentrat.
            3.  Pencoklatan/Browning.

            Beberapa  bahan  yang  banyak  mengandung  gula  pada  proses  evaporasi  akan  mengalami

            pencoklatan. Pencoklatan akan lebih  intensif bila proses evaporasi dilakukan pada suhu
            tinggi atau pada kondisi basa (pH tinggi), dan pencoklatan terjadi karena reaksi maillard

            atau  karena  karamelisasi.  Pada  beberapa  pengolahan  terjadinya  pencoklatan  selama
            proses  evaporasi  memang  dikehendaki  seperti  misalnya  pada  pengolahan  gula  kelapa,

            kecap dan sebagainya, namun demikian, pencoklatan yang berlebihan dapat menurunkan
            kualitas produk yang dihasilkan. Pada beberapa pengolahan seperti pengolahan susu, gula

            pasir  dan  lainnya  proses  pencoklatan  evaporasi  tidak  diinginkan.  Untuk  mencegah

            terjadinya  pencoklatan  tersebut  proses  evaporasi  dilakukan  pada  suhu  rendah.  Hal  ini
            dapat  dicapai  dengan  menurunkan  tekanan  evaporator  di  bawah  tekanan  atmosfir

            (vakum). Proses evaporasi pada pH rendah juga dapat mengurangi terjadinya pencoklatan
            namun akan menyebabkan terjadinya inverse sukrosa.

            4.  Pembentukkan buih.
            Pembentukkan buih pada proses evaporasi dapat menghambat transfer panas. Beberapa

            bahan tertentu, terutama zat organik, terjadi pembuihan pada waktu diuapkan. Buih yang

            stabil akan ikut keluar evaporator bersama uap, dan menyebabkan banyaknya bahan yang
            ikut terbawa. Dalam hal ekstrim, keseluruhan massa zat cair itu mungkin meluap ke dalam

            saluran uap, keluar dan terbuang.
            5.  Kerusakan komponen gizi bahan.

            Pada  proses  evaporasi  yang  terjadi  pada  bahan-bahan  yang  peka  terhadap  panas  akan
            mengakibatkan  kerusakan  bahan  dan  bahan-  bahan  yang  terkandung  didalamnya.

            Beberapa  komponen  gizi  yang  sensitif  terhadap  panas  akan  mengalami  kerusakan  pada
            proses  evaporasi  yang  dilakukan  pada  suhu  tinggi.  Beberapa  komponen  gizi  tersebut

            antara lain vitamin C, vitamin A, protein dan sebagainya.



                        T e k n i k   P e n g e n d a l i a n   B a h a n   H a s i l   P e r t a n i a n   –   S M K N   1   N E B E S    Page 8
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14