Page 104 - Majalah Peradilan Agama Edisi XI
P. 104
JINAYAH
Balada Kasus Maisir Di
Provinsi Aceh
Pelaksanaan hukuman cambuk di Aceh Foto: h ps://i0.wp.com/www.kanalaceh.com/wp-content/uploads/2016/03/P_20160301_110420-1.jpg
Berdasarkan qanun jinayat yang berlaku di Aceh, yang berlaku di Indonesia yang
masyarakat diberikan peranan untuk mencegah terjadinya terkait dengan pidana. Lembaga
Mahkamah Syar’iyah dan Wilayatul
jarimah (kejahatan) minuman khamar, masir (judi), dan Hisbah diberikan tugas dalam
khalwat (berbuat mesum). Peran serta umat Islam tersebut upaya penyelidikan, penyidikan,
bukan dalam bentuk “main hakim sendiri”, namun penuntutan, eksekusi (cambuk) dan
pengawasan pelaku tindak pidana
berdasarkan proses peradilan di Mahkamah Syar’iyah. yang telah diqanunkan.
Salah satu bentuk jinayat yang
ika tidak menoleh ke aspek HAM, seperti penahanan, yang lebih banyak acapkali diterima keputusannya
hukuman (uqubat) cambuk menghabiskan dana dalam proses oleh masyarakat Aceh adalah jinayat
yang diatur qanun akan lebih penghukuman pelaku kejahatan. (tindak pidana) maisir (judi).
Jefektif karena memberi rasa Urensi qanun jinayat juga Hukuman yang diberikan majelis
malu dan tidak menimbulkan resiko merupakan salah satu upaya hakim jinayat adalah hukuman
serius bagi keluarga, jenis hukuman pemerintah Aceh untuk menghindari cambuk dan terpidana tidak keberatan
ini juga memadai biaya lebih murah kevakuman hukum dalam karena lebih dekat memenuhi rasa
yang ditanggung pemerintah kancah upaya merealisasikan keadilan.
dibandingkan jenis ‘uqubat lainnya, hukum perundang-undangan Data Mahkamah Syar’iyah
102 MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 11 | April 2017