Page 106 - Majalah Peradilan Agama Edisi XI
P. 106

JINAYAH


                                               Syar’iyah dalam lingkungan Peradilan   suatu rancangan qanun yang disebut
                                               Agama  merupakan  Hukum  Acara     “Rancangan  Qanun  Hukum  Acara
                                               Perdata yang berlaku pada Pengadilan   Jinayat”.   Penyusunan   Rancangan
                                               dalam  lingkungan  Peradilan  Umum,   Qanun  dimaksud  mengacu  kepada
                                               kecuali  yang  telah  diatur  secara   sistem  hukum  yang  ada  dalam
                                               khusus dalam Undang-Undang Nomor   KUHP  ditambah  dengan  prinsip-
                                               7 Tahun 1989.                      prinsip   penyelesaian    perkara
                                                  Hukum  acara  perdata  sejauh  ini   jinayat  yang  dikenal  dalam  Syariah.
                                               tidak  ada  masalah,  karena  dapat   Surat  Keputusan  Ketua  Mahkamah
                                               menggunakan  hukum  acara  perdata   Agung  Republik  Indonesia  tentang
                                               yang   berlaku   bagi   lingkungan   Pelimpahan  Sebagian  Kewenangan
                                               peradilan  umum  untuk  hal-hal  yang   dari   Peradilan   Umum   kepada
                                               belum  diatur  secara  khusus  dalam   Mahkamah  Syar’iyah  di  Provinsi
                                               Undang-Undang  Nomor  7  Tahun     Nanggroe  Aceh  Darussalam  Nomor
                                               1989  dan  peraturan  perundang-   KMA/070/SK/X/2004  tertanggal  6
                                               undangan  lainnya.  Untuk  hukum   Oktober  2004  semakin  menguatkan
                                               acara jinayat (pidana Islam), sebelum   posisi Mahkamah Syar’iyah.
                                               adanya hukum acara tersendiri yang    Hal  ini  cukup  menggembirakan
            Nomor  7  Tahun  1989  tentang     diatur  dengan  Qanun,  juga  dapat   karena   sebelumnya   Sekretaris
            Peradilan  Agama  memuat  hukum    berpedoman  kepada  hukum  acara   Kabinet  dengan  Surat  Nomor  B53/
            formil  di  Pengadilan  Agama  dan   pidana  yang  berlaku  dilingkungan   Waseskab/06/2004  tanggal  10  Juni
            Mahkamah  Syar’iyah.  Hal  tersebut   peradilan  umum,  yakni  Undang-  2004,  menyatakan  bahwa  Peraturan
            tercantum  di  dalam  Bab  IV  yang   Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang   Pemerintah   tentang   Peradilan
            terdiri dari tiga bagian yaitu:    Kitab  Undang-Undang  Hukum  Acara   Syariat  Islam  di  Provinsi  Aceh  tidak
            1.  Bagian   Pertama    mengenai   Pidana (KUHAP).                    diperlukan karena substansinya telah
               “Umum”,  dalam  arti  ketentuan    Cara  penyelesaian  kasus  maisir   diatur  dalam  berbagai  peraturan
               hukum  formil  yang  berlaku  di   (judi)  di  Mahkamah  Syar’iyah  tetap   perundang-undangan,   termasuk
               pengadilan agama secara umum.   mengacu pada ketentuan KUHAP dan   tentang    wewenang     kepolisian
            2.  Bagian  Kedua  mengenai  “Peme-  Qanun Nomor 13 Tahun 2003 tentang   dan  kejaksaan  dalam  melakukan
               riksaan Sengketa Perkawinan”.   Larangan  Maisir  (judi).  Meskipun   penyelidikan,   penyidikan   dan
            3.  Bagian  Ketiga  mengenai  “Biaya   qanun tersebut sebagai qanun hukum   penuntutan  pada  peradilan  syariat
               Perkara”.                       materiil,  namun  di  dalamnya  juga   Islam di Provinsi Aceh.
               Ketiga  bagian  tersebut  mengindi-  diatur  tentang  hukum  acara  yakni   Surat Keputusan Ketua Mahkamah
            kasikan bahwa hukum formil tersebut   ketentuan   Kitab   Undang-Undang   Agung tersebut dikuatkan pula dengan
            merupakan  hukum  formil  mengenai   Hukum  Acara  Pidana  serta  tentang   adanya  suatu  nota  kesepahamanan
            perkawinan.   Jika   dilhubungkan   “pelaksanaan  ‘uqubat  (hukuman)“   dalam  rangka  penanganan  perkara
            dengan    Undang-Undang   Nomor    terutama  berkaitan  dengan  uqubat   jinayat  di  Mahkamah  Syar’iyah.
            4  Tahun  2004  tentang  Kekuasaan   cambuk  sebagai  hal  yang  baru   Pemerintah Provinsi Aceh melakukan
            Kehakiman,    maka     Mahkamah    sama  sekali.  Bagaimanapun  juga   kerjasama dengan Kepolisian Daerah,
            Syar’iyah yang merupakan pengadilan   penggunaan  Kitab  Undang-Undang   Kejaksaan Tinggi, Mahkamah Syar’iyah
            khusus  dalam  lingkungan  Peradilan   Hukum   Acara   Pidana   sebagai
            Agama  sepanjang  kewenangannya    pedoman    dalam    menyelesaikan
            menyangkut  kewenangan  Peradilan   perkara-perkara jinayat di Mahkamah   “Cara penyelesaian kasus
            Agama  (yang  berkaitan  dengan    Syar’iyah,  adalah  sebagai  hukum  maisir (judi) di Mahkamah
            kewenangan  Al-Ahwal Asy-Syakhshi-  transisi dan dalam hal-hal yang tidak   Syar’iyah tetap mengacu
            yah),  mempunyai  hukum  formil    bertentangan dengan prinsip- prinsip
            menurut  Undang-Undang  Nomor  7   syari’at Islam.                       pada ketentuan KUHAP
            Tahun 1989 tentang Peradilan Agama    Saat  ini,  Badan  kajian  Hukum    dan Qanun Nomor 13
            sesuai dengan ketiga bagian tersebut   dan  Perundang-undangan  Majelis   Tahun 2003 tentang
            di  atas.  Dengan  demikian,  Hukum   Permusyawaratan   Ulama   (MPU)
            formil yang berlaku pada Mahkamah   Provinsi  Aceh,  sedang  membuat    Larangan Maisir (judi).”



            104    MAJALAH PERADILAN AGAMA  Edisi 11 | April 2017
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111