Page 42 - Majalah Peradilan Agama Edisi XI
P. 42

WAWANCARA EKSKLUSIF







            Ini Petuah Ketua MA





            untuk Hakim Indonesia





                                                  “Bayangkan saja masuk Sabang di paling ujung
                                                  Aceh sana, apa tidak kaget? Ada perasaan,

                                                  apa saya ini dibuang atau apa. Begitu tiba
                                                  di sana, hanya pohon kelapa yang kita lihat.
                                                  Nyebrang pulau saja anak dan isteri saya mabuk.

                                                  Bayangkan, 6 tahun saya di sana. Sudah seperti
                                                  tahanan pulau. Tapi banyak hikmahnya.”



                                               penerimaan  yang  begitu  akrab.   ditampakkan  di  hadapan  para  pihak
                                               Bagaikan orang tua ke anak-anaknya.   yang berperkara.
                                                  Dua jam waktu yang kami habiskan   “Dari  banyak  surat  pengaduan
                                               terasa   kurang   untuk   merekam   yang  masuk  ke    MA,  saya  melihat
                                               petuah,  pengalaman  dan  wejangan-  hakim-hakim   kita   ini   kurang
                                               wejangannya.  Kalau  saja  adzan  isya   ‘berpolitik’,  kurang  strategi  dan
                                               tidak   terdengar   berkumandang,   taktik.  Sikapnya  mudah  dibaca  para
                                               mungkin    wawancara   itu   akan   pencari keadilan. Akhirnya para pihak
                    erus    terang   awalnya   berlangsung sampai jam 10 malam.    mengadukan  hakimnya  yang  tidak
                    kami   takut.   Maklumlah,    Di   sela-sela   jawaban   atas   obyektif.  Padahal  perkara  belum
                    kami  yang  hakim  tingkat   pertanyaan  yang  kami  ajukan,  ada   diputus,” kata Ketua MA.
            Tpertama  ini  baru  pertama       sejumlah  pesan  yang  ia  sisipkan   Hatta  Ali  mencontohkan  ketika
            kali  mewawancari  langsung  sosok   untuk  dicamkan  oleh  hakim  dari   dahulu ia memberikan hukuman mati
            hakim  agung,  tokoh  nomor  wahid   seluruh lingkungan peradilan. Berikut   kepada  terdakwa  kasus  narkotika  di
            di  Mahkamah  Agung.  Khawatir     ringkasan  petuah  Ketua  MA  untuk   PN  Tangerang  yang  sekarang  sudah
            kami  salah  ucap,  salah  bertanya  dan   hakim Indonesia.           dieksekusi  mati.  Terdakwa  tidak
            menyinggung  perasaan   igur  yang                                    pernah  absen  untuk  menghadiri
            paling dihormati di lembaga peradilan   Hakim harus ‘berpolitik’      sidang.  Sakit  pun  ia  usahakan  untuk
            Indonesia itu.                        Menurut  Hatta  Ali,  hakim-hakim   hadir.  “Tidak  pernah  saya  tunjukan
               Tapi  di  luar  dugaan,  suasana   sekarang  memiliki  satu  kekurangan.   keberpihakan  baik  kepada  jaksa
            wawancara  menjadi  hangat,  santai   Mereka  tidak  ‘berpolitik’  dalam   maupun terdakwa. Padahal terdakwa
            dan  bahkan  penuh  gelak  tawa.  Ya,   menyidangkan   perkara.   Setiap   ini  sudah  mau  kita  hukum  mati,”
            itu  karena  Ketua  Mahkamah  Agung,   hakim pasti mengetahui mana pihak   kenangnya.
            Prof.  Dr.  H.  M.  Hatta  Ali,  S.H.,  M.H.,   yang  kuat  dan  mana  pihak  yang
            yang  membuat  suasana  tanya  jawab   lemah  dalam  suatu  perkara.  Hakim   Jangan berhenti belajar
            menjadi  nyaman.  Kami  dari  Tim   juga  sudah  tahu  siapa  yang  akan   & Temukan Inovasi
            Redaksi  Majalah  Peradilan  Agama   menang  dan  siapa  yang  akan  kalah.   Hakim tidak boleh berhenti belajar.
            dibuat   terkesima   dengan   cara   Tapi  pengetahuan  itu  tidak  boleh   Tidak boleh merasa puas dengan ilmu



            40     MAJALAH PERADILAN AGAMA  Edisi 11 | April 2017
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47