Page 197 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 197

Kedua orang muda yang terbelalak dengan muka pucat itu tidak berkesempatan

               untuk terheran lebih lama lagi karena tiba-tiba karena perahu mereka dilontarkan

               keatas,  dalam  saat  lain  perahu  itu  telah  dipermainkan  oleh  gelombang  yang

               mendahsyat dan menggunung. Suara mengguruh memenuhi telinga mereka dan

               keheningan yang baru saja mencekam lautan itu kini terisi dengan kebisingan

               yang sukar dilukiskan.


               Sin  Liong  berteriak,  "Sumoi,  bantu  aku!  Jangan  sampai  perahu  terguling!"

               keduanya mengerahkan tenaga,

                menggunakan dayungnya untuk mengatur              keseimbangan


               perahu. Namun, kekuatan gelombang air laut


               yang amat dahsyat itu mana dapat ditahan oleh tenaga

               manusia,  biarpun  kedua  orang  pemuda  itu  adalah  tokoh-tokoh  Pulau  Es

               sekalipun? Perahu mereka menjadi


               permainan gelombang, dilontarkan tinggi ke atas,

                disambut      dan  diseret         kebawah,       seolah-olah  tangan


               malaikat maut atau ekor naga laut yang menyeret perahu.ke dasar laut, akan tetapi

               tiba-tiba dihayun lagi keatas, ditarik ke kanan, didorong kekiri sehingga kedua


                orang murid Raja  Han  Ti          Ong itu        menjadi pening dan

               setengah pingsan! Mereka tidak ingat akan waktu lagi, tidak tahu berapa lama

               mereka diombang-ambingkan air laut, tidak tahu lagi berapa jauh mereka terbawa

               ombak, dan mereka tidak sempat menggunakan pikiran lagi. Yang ada hanya

               naluri  untuk  menyelamatkan  diri,  menjaga  sekuat  tenaga  agar  perahu  mereka

               tidak  sampai  terguling  dan  tangan  mereka  tidak  sampai  terlepas  memegangi

               pinggiran perahu. Dengan tangan kanan memegang pinggiran perahu, tangan kiri

               Sin Liong memegang lengan kanan sumoinya. Betapapun juga, dia tidak akan

               melepaskan sumoinya! Swat Hong yang biasanya tabah dan tidak mengenal takut

               itu, sekali ini menangis dengan muka pucat dan mata terbelalak. Terlampau hebat



                                                           196
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202