Page 208 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 208

ular  laut,  beruang  itu  mencengkram  tubuh  ular  dan  sedemikian  kuatnya  dia

               mencengkeram sampai tulang punggung ular patah dan menusuk ke dalam daging

               di telapak kaki depan itu, Sin Liong segera mencabut tulang itu.


               Darah mengucur deras dan dia segera membalut dengan saputangannya. Beruang

               itu kini tidak marah lagi. Agaknya dia cerdik dan dapat mengerti bahwa orang

               yang datang ini bukan musuh, bahkan menolongnya. Kaki depan yang terluka itu

               kini tidak nyeri lagi dan tentu saja , karena yang membuat dia tersiksa rasa nyeri

               tadi adalah karena tulang yang menancap itu. "Coba kuperiksa, apa lagi yang

               perlu kuobati," Sin Liong berkata dan dia memeriksa luka-luka di tubuh beruang

               itu. Ada sebuah luka di tengkuk yang membengkak. Tahulah Sin Liong bahwa

               luka ini cukup berbahaya, kalau tidak lekas diberi obat yang cocok akan dapat

               membahayakan nyawa beruang itu. "Hemmm, aku harus mencarikan daun obat

               untuk luka-lukamu,"katanya, lupa bahwa beruang itu tentu saja tidak mengerti

               apa yang dia katakan.

               "Hai,  Suheng,  ada  apakah?"  Tiba-tiba  terdengar  teriakan  dari  atas..Sin  Liong


               menoleh  dan  melihat  Sumoinya  turun  berlari-lari  cepat  sekali.Setelah  dekat,
               beruang itu menggerang dan memandang Swat Hong dengan marah.


               "Huh, binatang buruk!" Swat Hong memaki.


               "Dia terluka cukup berat, akan tetapi dia menang berkelahi melawan ular laut itu.

               Lihat, betapa besarnya ular itu, Sumoi.

               Beruang itu kuat sekali. Aku harus mengobatinya sampai sembuh." Swat Hong

               mengerutkan alisnya, "Perlu apa menolong binatang buas seperti itu, Suheng?

               Membuangbuang waktu saja."


               "Dia tidak buas lagi, sumoi. lihat betapa jinaknya. Dia pun mahluk hidup yang

               perlu kita tolong. Aku merasa kasihan kepadanya,sumoi."

               "Wah, kau lebih mementingkan dia..."








                                                           207
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213