Page 210 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 210
JILID 8
Sin Liong memegang erat-erat lengan sumoinya dan membiarkan dirinya diseret
oleh biruang itu. Binatang itu mengajaknya setengah paksa berlompatan dan
berlarian ke gunung es yang lain yang berdekatan. Baru saja mereka melompat
ke atas gunung es lain itu, tiba-tiba terdengar suara keras dan gunung es dimana
mereka berada tadi telah pecah berantakan menjadi keping-keping kecil. Kiranya
gunung es itu ditabrak oleh gunung es yang lain dan hal ini agaknya telah
diketahui oleh si Beruang tanpa melihat datangnya gunung es yang tak tampak
dari situ. Ternyata binatang itu hanya diperingatkan oleh nalurinya yang tidak ada
pada manusia!
Sin Liong berdiri dengan muka pucat, kemudian dia merangkul beruang itu.
"Terima kasih, kakak beruang.
Kiranya engkau malah menyelamatkan kami berdua."
Akan tetapi Swat Hong merasa tidak senang. "Suheng, mari kita segera pergi dari
sini. Tempat ini amat berbahaya. Lihat, gunung es tadi hancur dan itu kelihatan
dari sini perahu kita. Untung tidak hilang. Marilah, suheng."
"Nanti dulu, sumoi. Aku harus mencarikan daun obat untuk mengobati luka-luka
di tubuh beruang ini."
"Ah, perlu apa? Kita bisa celaka di sini..."
"Sumoi, dia telah menyelamatkan nyawa kita!"
"Hemm, begitukah? Engkau pun tadi telah menyelamatkan nyawanya ketika kau
mengusir burung-burung nazar itu, bukan? Aku melihat dari jauh. Berarti sudah
terbalas semua budi, bukan Marilah, Suheng." "Tidak, sumoi. Kita tinggal di sini
dulu sampai aku selesai mengobatinya." Swat Hong menjadi marah.
"Agaknya kau lebih sayang biruang betina ini dari pada aku!"
209