Page 225 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 225
dari dalam sakunya. Benda itu ternyata adalah seekor kuda laut sebesar ibu jari
tangan yang sudah kering. "Nona itu terkena racun yang terkandung dalam duri
ikan yang tidak dapat diobati kecuali dengan ini. Bubuklah dan masak, lalu
minumkan airnya. Tentu dia akan sembuh." Sin Liong mengerutkan alisnya.
Sudah banyak pengetahuannya tentang pengobatan akan tetapi tentu saja belum
pernah dia mengenal rahasia racun yang keluar dari dalam lautan. Dia
menyerahkan bangkai kuda laut kering itu kepada dua orang penghuni Pulau
Neraka sambil berkata, "Berikan ini kepada Ouw-tocu, suruh menumbuk halus
dan masak dengan air, kemudian minumkan kepada Nona. Bagaimana hasilnya
supaya cepat melapor ke sini. Aku menunggu di sini."
Dua orang itu menerima kuda laut mati dan berlari memasuki pulau, sedangkan
Sin Liong lalu duduk di tepi pantai dengan sikap tenang.
"Kau tidak mau membiarkan aku pergi?" Koan Sek bertanya penuh khawatir.
"Jangan tergesa-gesa," jawab Sin Liong. "Aku harus yakin dulu bahwa obatmu
benar-benar manjur, baru aku akan membolehkan engkau pergi. Bukankah itu
adil namanya?" Koan Sek menghela napas dan menjatuhkan diri duduk di dalam
perahu. Dia maklum bahwa kalau melawan, dia tidak akan menang. "Dia pasti
akan sembuh. Dalam keadaan seperti ini, mana aku berani main-main?"
Sin Liong diam saja. Kepala bajak itu menggunakan mata tunggalnya untuk
memandangi pemuda itu penuh selidik, kemudian bertanya, "Orang muda,
benarkah engkau dari Pulau Es?" Sin Liong mengangguk.
"Dan siapa namamu?"
"Kwa Sin Liong. Mengapa engkau bertanya-tanya?"
"Tadinya aku mengira bahwa Pulau Es hanyalah sebuah dongeng..." "Hemm..,
memang sekarang hanya tinggal dongeng..." Sin Liong berkata sambil merenung
jauh membayangkan keadaan Pualu Es yang telah terbasmi oleh badai dan kini
tinggal menjadi sebuah pulau kosong yang menyedihkan.
224