Page 220 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 220

lihainya pemuda ini, juga dia merasa ngeri sekali menyaksikan apa yang terjadi

               di luar lingkaran obat bubuk itu. Terdengar jerit dan pekik mengerikan. Orang-

               orang Pulau Neraka telah mundur dan menonton sambil sambil tertawa-tawa.

               Akan tetapi anak buah bajak laut itu menghadapi penyerangan binatang-binatang

               berbisa dan sama sekali mereka tak berdaya. Apalagi penyerangan lebah-lebah

               putih membuat mereka panik. Mengerikan sekali melihat mereka berkelojotan

               merintih-rintih dan menangis mengerung-ngerung karena tidak tahan menderita

               rasa nyeri yang menyengati sekujur tubuh.


               "Cepat  bertindak,  halau  mereka,  Soan  Cu!"  Sin  Liong  berkata  dengan  alis

               berkerut.  Biarpun  yang  dikeroyok  binatang-binatang  itu  adalah  kaum  bajak,

               namun dia tidak dapat menyaksikan peristiwa mengerikan itu.

               Soan  Cu  menggeleng  kepala.  "Tak  mungkin.  Mereka  digerakan  oleh  suara

               melengking  itu..."."Suara  apa  itu?  Siapa  yang  membunyikan?"Soan  Cu


               tersenyum dan menggigit bibirnya menahan rasa nyeri. Pahanya seperti dibakar
               dan rasa nyeri menusuk-nusuk jantung. "Siapa lagi? Satu-satunya orang yang


               dapat melakukannya hanyalah Kong-kong... augghh ..." Dara itu roboh pingsan
               lagi dalam rangkulan Sin


               Liong.


               "Aduh  celaka...,  binatang-binatang  itu...."  Tok-gan-hai-liong  Koan  Sek

               menggigil  dan  dia  hendak  lari  dari  tempat  itu  ketika  melihat  bagaimana

               pembantunya,  Coa  Liok  Gu,  sudah  sibuk  memutar  pedang  untuk  berusaha

               mengusir lebah-lebah putih yang mengeroyoknya.

               "Kalau kau keluar dari sini, engkau pun akan mengalami nasib yang sama," Kata

               Sin  Liong,  menunjuk  ke  arah  lingkaran  putih  dari  obat  penolak.  "Binatang-

               binatang itu tidak berani memasuki lingkaran ini." Koan Sek memandang dan

               matanya  terbelalak  ngeri  melihat  betapa  ular-ular  beracun  yang  bermacam-

               macam warnanya itu benar saja membalik lagi ketika mendekati garis lingkaran.

               Bahkan lebah-lebah putih yang terbang dekat, agaknya mencium bau penolak itu



                                                           219
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225