Page 218 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 218
menyambar dengan ganas, menghantam
punggung biruang hitam dengan kecepatan kilat dan
dengan tenaga dahsyat.."Cringgg...! Tranggg...!!" Dua kali senjata berat itu
ditangkis oleh Sin Liong dan dua kali pula kepala bajak
itu berseru kaget karena telapak tangannya hampir
terkupas kulitnya dan terasa panas dan perih. Pada saat dia terbelalak dan
terheran, biruang itu sudah membalikan tubuh dan sekali kaki depannya yang
kanan menampar, kepala bajak itu mencoba menangkis, namun senjatanya
terlepas dari pegangannya dan biruang itu sudah menubruknya dan mencengkram
ke arah lehernya.
"Kakak biruang, jangan ...!" Sin Liong membentak. Biruang itu terkejut dan ragu-
ragu sehingga kesempatan itu dapat dipergunakan oleh Koan Sek untuk meloncat
jauh kebelakang. Dia dan pembantu utamanya, Coa Liok Gu berdiri dengan muka
pucat memandang pemuda yang menunggang biruang itu membawa pergi tubuh
dara jelita yang pingsan. Biarpun pedang masih berada di tangannya, Coa Liok
Gu tidak lagi berani menyerang karena dia maklum bahwa selain biruang raksasa
itu amat kuat, juga pemuda itu memiliki kepandaian yang luar biasa sekali.
Sin Liong merasa bingung dan gelisah menyaksikan pertempuran hebat itu.
"Hentikan pertempuran...!" Dia berseru berkali-kali namun percuma saja, para
bajak laut dan penghuni Pulau Neraka adalah orang-orang kasar yang pada saat
itu sedang marah, maka sukar untuk dibujuk.
Tiba-tiba terdengar suara melengking tinggi dan panjang dan suara itu segera
disusul suara berdengung-dengung dan berdesis-desis. Dapat dibayangkan betapa
kagetnya hati Sin Liong ketika dia melihat datangnya binatang-binatang kecil
yang berbisa. Ular, kelabang, kalajengking dan sebangsanya berdatangan dari
semua penjuru, merayap cepat seolah-olah digerakan oleh suara melengking iru,
dan yang lebih mengerikan lagi, lebah-lebah putih datang pula beterbangan!
217